Jakarta, (Antara Megapolitan) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Ahmad
Hasyim Muzadi tutup usia pada usia 72 tahun, pada Kamis pukul 06.15 WIB.
Menurut kabar dari putra Hasyim, Yusron Shidqi, jenazah mantan Ketua Umum PBNU tersebut akan diberangkatkan ke pesantren AlHikam Depok Jawa Barat, dari Malang Jawa Timur bakda dzuhur dan akan dishalatkan di pesantren tersebut.
KH Hasyim Muzadi lahir di Tuban 8 Agustus 1944, dan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015.
Menurut kabar dari putra Hasyim, Yusron Shidqi, jenazah mantan Ketua PBNU tersebut akan diberangkatkan ke pesantren AlHikam Depok Jawa Barat, dari Malang Jawa Timur bakda dzuhur dan akan dishalatkan di pesantren tersebut.
KH Hasyim Muzadi lahir di Tuban 8 Agustus 1944, dan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015.
Menurut Yusron, jenazah akan dibawa ke Pesantren Al-Hikam, Depok, dari Malang setelah dzuhur nanti dan akan disalatkan di Masjid Al-Hikam setibanya di pesantren itu.
Kyai Haji Ahmad Hasyim Muzadi lahir di Bangilan, Tuban, 8 Agustus 1944. Dia adalah salah satu tokoh dan intelektual Islam utama Indonesia yang pernah menjabat ketua umum Nahdlatul Ulama dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam di Malang ini sempat mengeyam pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor dari 1956 sampai dengan 1962.
Mengutip ensiklopedia online Wikipedia, Hasyim muda menempuh jalur pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah di Tuban pada 1950, dan menuntaskan pendidikan tinggi pada Institut Agama Islam Negeri Malang, Jawa Timur pada 1969.
Pada 1992 dia terpilih sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang tujuh tahun kemudian menjadi Ketua PBNU pada 1999.
Suami dari Hj. Muthomimah ini pernah menjadi anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur pada 1986 ketika masih bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan.
Kyai Hasyim menjadi pendamping Megawati Soekarnoputri pada Pemilihan Presiden 2004, namun kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla pada putaran kedua Pemilu itu. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Menurut kabar dari putra Hasyim, Yusron Shidqi, jenazah mantan Ketua Umum PBNU tersebut akan diberangkatkan ke pesantren AlHikam Depok Jawa Barat, dari Malang Jawa Timur bakda dzuhur dan akan dishalatkan di pesantren tersebut.
KH Hasyim Muzadi lahir di Tuban 8 Agustus 1944, dan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015.
Menurut kabar dari putra Hasyim, Yusron Shidqi, jenazah mantan Ketua PBNU tersebut akan diberangkatkan ke pesantren AlHikam Depok Jawa Barat, dari Malang Jawa Timur bakda dzuhur dan akan dishalatkan di pesantren tersebut.
KH Hasyim Muzadi lahir di Tuban 8 Agustus 1944, dan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015.
Menurut Yusron, jenazah akan dibawa ke Pesantren Al-Hikam, Depok, dari Malang setelah dzuhur nanti dan akan disalatkan di Masjid Al-Hikam setibanya di pesantren itu.
Kyai Haji Ahmad Hasyim Muzadi lahir di Bangilan, Tuban, 8 Agustus 1944. Dia adalah salah satu tokoh dan intelektual Islam utama Indonesia yang pernah menjabat ketua umum Nahdlatul Ulama dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 19 Januari 2015.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam di Malang ini sempat mengeyam pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor dari 1956 sampai dengan 1962.
Mengutip ensiklopedia online Wikipedia, Hasyim muda menempuh jalur pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah di Tuban pada 1950, dan menuntaskan pendidikan tinggi pada Institut Agama Islam Negeri Malang, Jawa Timur pada 1969.
Pada 1992 dia terpilih sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang tujuh tahun kemudian menjadi Ketua PBNU pada 1999.
Suami dari Hj. Muthomimah ini pernah menjadi anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur pada 1986 ketika masih bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan.
Kyai Hasyim menjadi pendamping Megawati Soekarnoputri pada Pemilihan Presiden 2004, namun kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla pada putaran kedua Pemilu itu. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017