Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat melakukan operasi pasar menyasar puluhan distributor beras sebagai upaya menstabilkan harga komoditas bahan pangan utama masyarakat itu dari tren kenaikan saat ini.

Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi Gatot Purnomo mengatakan operasi pasar beras dilaksanakan melalui skema kerja sama dengan badan urusan logistik kepada sejumlah pedagang atau distributor beras di wilayah itu.

"Ada sekitar 70 titik pedagang yang didrop dari Bulog. Jadi harga beras di pasaran bisa stabil di harga Rp10.000-Rp10.500 per kilogram dengan jenis beras lokal atau medium," katanya, di Cikarang, Jumat.

Dia mengatakan jenis beras yang didistribusikan kepada puluhan distributor di sejumlah pasar rakyat dan pasar mini itu bermerek dagang program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Baca juga: Pemkab Bekasi jadwalkan operasi pasar kendalikan harga beras

"Selain ke pedagang beras di pasar tradisional dan pasar mini ini, kami juga masuk ke toko-toko ritel modern dan swalayan-swalayan melalui program yang sama," ujarnya lagi.

Ia berharap kebijakan pengendalian harga melalui kegiatan operasi distributor ini mampu menstabilkan harga sekaligus menjaga pasokan beras di daerah itu, sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Gatot menjelaskan kenaikan harga beras disebabkan oleh gangguan musim panen yang berdampak pada ketersediaan komoditas ini di pasaran. Musim kemarau panjang tahun lalu ditambah banjir saat ini menjadi penyebab musim panen terganggu.

Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi juga telah menjadwalkan operasi pasar murah beras pada 1-26 Maret 2024 sekaligus dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan di 15 titik kecamatan dengan kategori wilayah dengan angka rumah tangga miskin tinggi.

"Jadi untuk pedagang kami suplai dan masyarakat juga langsung kami akan suplai. Setidaknya melalui kebijakan tersebut, masyarakat bisa tetap membeli beras dengan harga yang sudah dikendalikan," katanya lagi.

Baca juga: Dinas Perdagangan Bekasi gelar operasi pasar murah di Babelan

Pihaknya tengah menjalin koordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Bekasi untuk menentukan titik sasaran operasi pasar murah beras berdasarkan data wilayah angka rumah tangga miskin.

"Dalam waktu dekat kami tentukan titik lokasinya. Karena memang harga melambung itu salah satu faktornya adalah stok berkurang. Insya Allah dampak harga dari penjual ke pembeli juga tidak akan melambung naik dengan intervensi ini," ujar dia pula.

Berdasarkan pantauan lapangan, harga beras saat ini tergolong tinggi berkisar Rp14.000-Rp17.000 per kilogram. Selain mahal, kelangkaan bahan pangan utama masyarakat itu, juga ditemukan di hampir seluruh toko ritel modern se-Kabupaten Bekasi.

Agen beras di Cikarang Festival, Kecamatan Cikarang Selatan Muhammad Ikbal (35) mengatakan harga beras dari distributor naik sebanyak tiga kali dalam kurun waktu sebulan terakhir.

Baca juga: Warga Kedungwaringin Bekasi antusias sambut operasi pasar murah

"Dari distributor memang sudah naik, sebulan ini saja sudah tiga kali. Untuk beras premium kemasan 10 kilogram merek Rojolele misalnya, semula saya jual Rp135 ribu, naik menjadi Rp140 ribu, dan seminggu ini sudah tembus Rp160 ribu," katanya lagi.

Sementara itu, warga Desa Jayamukti, Kecamatan Cikarang Pusat Maemunah (28) mengeluhkan harga jual beras yang mencapai Rp17.000 per kilogram. Selain mahal, beras premium kini mulai sulit dijumpai di toko-toko ritel modern.

"Sudah mahal, langka juga mas, terpaksa cari di pasar tradisional, agak jauh sedikit, itu pun saya cuma mampu beli ketengan sekarang. Sebelumnya selalu beli kemasan 10 kilogram tapi sayang uang, bisa untuk kebutuhan lain dulu, sambil tunggu harga stabil lagi," kata dia pula.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024