Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Cianjur Jawa Barat melayani pengasapan atau fogging yang cukup tinggi dari sejumlah wilayah di Cianjur selama satu pekan terakhir, sebagai upaya menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mengalami peningkatan.
Kepala Markas PMI Cianjur Fajar Aciana di Cianjur Kamis mengatakan, selama satu pekan terakhir pihaknya melakukan enam kali pengasapan di sejumlah wilayah di Kecamatan Cianjur, Karangtengah, dan Pacet sesuai permintaan warga akibat terdapat warga yang terkena DBD.
"Satu pekan terakhir sudah enam titik pengasapan yang dilayani relawan PMI Cianjur, Kamis pagi relawan melakukan pengasapan di Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, sesuai permintaan," katanya.
Baca juga: PMI Cianjur tempatkan puluhan relawan di derah rawan bencana alam
Fajar menjelaskan, selama satu bulan terakhir permintaan pengasapan dari sejumlah wilayah di Cianjur, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, namun pihaknya tetap berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Cianjur untuk melakukan pengasapan.
Pasalnya, katanya, untuk membunuh jentik nyamuk penyebab DBD dapat dilakukan dengan membersihkan lingkungan sekitar dari benda yang dapat menampung air, termasuk membersihkan saluran dari genangan air.
"Kami juga menggencarkan sosialisasi tentang Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat penampungan air, dan Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti atau 3 M," katanya.
Baca juga: PMI masih melayani permintaan air bersih dari warga meski Cianjur mulai diguyur hujan
Kepala Dinas Kesehatan Cianjur dr Yusman Faisal mengatakan, tercatat selama bulan Januari angka kasus DBD di Cianjur mencapai 219 kasus dan korban meninggal dunia sebanyak dua orang dengan rentang usia 6 sampai 14 tahun.
"Rata-rata pasien yang terjangkit DBD adalah warga yang berumur produktif sekitar 15 sampai 64 tahun, peningkatan kasus dinilai akan terus terjadi karena saat ini masih musim hujan," katanya.
Pihaknya berupaya melakukan pencegahan dengan melakukan pengasapan atau fogging, namun terkendala pembiayaan, alat dan sumber daya manusia (SDM) yang terbatas, sehingga fogging di sejumlah wilayah tidak dapat dilakukan secara menyeluruh.
Baca juga: PMI perpanjang pelayanan kemanusiaan warga penyintas gempa Cianjur sampai Agustus
Fogging dilakukan hanya sesuai dengan permintaan dari warga, namun sebelum dilakukan tim surveilens diterjunkan terlebih dahulu untuk memastikan adanya korban serta mencari jentik nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Kepala Markas PMI Cianjur Fajar Aciana di Cianjur Kamis mengatakan, selama satu pekan terakhir pihaknya melakukan enam kali pengasapan di sejumlah wilayah di Kecamatan Cianjur, Karangtengah, dan Pacet sesuai permintaan warga akibat terdapat warga yang terkena DBD.
"Satu pekan terakhir sudah enam titik pengasapan yang dilayani relawan PMI Cianjur, Kamis pagi relawan melakukan pengasapan di Desa Cipendawa, Kecamatan Pacet, sesuai permintaan," katanya.
Baca juga: PMI Cianjur tempatkan puluhan relawan di derah rawan bencana alam
Fajar menjelaskan, selama satu bulan terakhir permintaan pengasapan dari sejumlah wilayah di Cianjur, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, namun pihaknya tetap berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Cianjur untuk melakukan pengasapan.
Pasalnya, katanya, untuk membunuh jentik nyamuk penyebab DBD dapat dilakukan dengan membersihkan lingkungan sekitar dari benda yang dapat menampung air, termasuk membersihkan saluran dari genangan air.
"Kami juga menggencarkan sosialisasi tentang Menguras tempat penampungan air, Menutup tempat penampungan air, dan Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti atau 3 M," katanya.
Baca juga: PMI masih melayani permintaan air bersih dari warga meski Cianjur mulai diguyur hujan
Kepala Dinas Kesehatan Cianjur dr Yusman Faisal mengatakan, tercatat selama bulan Januari angka kasus DBD di Cianjur mencapai 219 kasus dan korban meninggal dunia sebanyak dua orang dengan rentang usia 6 sampai 14 tahun.
"Rata-rata pasien yang terjangkit DBD adalah warga yang berumur produktif sekitar 15 sampai 64 tahun, peningkatan kasus dinilai akan terus terjadi karena saat ini masih musim hujan," katanya.
Pihaknya berupaya melakukan pencegahan dengan melakukan pengasapan atau fogging, namun terkendala pembiayaan, alat dan sumber daya manusia (SDM) yang terbatas, sehingga fogging di sejumlah wilayah tidak dapat dilakukan secara menyeluruh.
Baca juga: PMI perpanjang pelayanan kemanusiaan warga penyintas gempa Cianjur sampai Agustus
Fogging dilakukan hanya sesuai dengan permintaan dari warga, namun sebelum dilakukan tim surveilens diterjunkan terlebih dahulu untuk memastikan adanya korban serta mencari jentik nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024