Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Iskandar menyampaikan tiga pesan penting saat berkunjung ke Pondok Pesantren Wali Barokah, Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu.

KH Anwar berpesan untuk menjaga rumah besar NKRI dengan tiga hal yaitu, menjaga kedaulatan, menjaga stabilitas keamanan dan menjaga kebersamaan. 

"Tujuannya untuk melaksanakan Sila ke-3 Pancasila, yaitu persatuan Indonesia," ungkapnya.

Dalam kegiatan Tausiyah Kebangsaan itu, KH Anwar mengatakan bahwa MUI juga telah menggelar “Deklarasi Pemilu Damai”, yang disaksikan oleh para pucuk pimpinan TNI-Polri. Menurut dia “Deklarasi Pemilu Damai” FKUB Kota Kediri ada kecocokan dengan MUI Pusat.

"Ada frekuensi yang sama antara tokoh agama di Kota Kediri dengan tokoh agama tingkat nasional, kesepakatan dan komitmen yang sama, yaitu menjaga Pemilu yang damai," ujar KH Anwar.

Ia menyebutkan “Deklarasi Pemilu Damai” adalah sikap yang penting, dan menjadi komitmen bersama, sebagai wujud tanggung jawab untuk menjaga rumah besar NKRI.

“Masing-masing kelompok boleh punya kepentingan namun kepentingan yang utama adalah menjaga kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk nasionalisme,” imbuhnya.

Menurut dia, menjaga kedaulatan Indonesia bukan tanggung jawab TNI saja, akan tetapi seluruh komponen bangsa memiliki tanggung jawab yang sama. 

"Seluruh bangsa Indonesia ini harus merasa bertanggung jawab terhadap kedaulatan NKRI. Kedaulatan Indonesia tidak boleh terganggu oleh siapapun dan kita harus kerja sama dengan TNI," kata KH Anwar.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa tidak mungkin menjalankan kehidupan sehari-hari jika situasi tidak aman. "Kebutuhan dasar kita, aman, tertib dan damai," ungkap KH Anwar yang juga Wakil Rais Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ia mengungkapkan bahwa Pemilu bukan tujuan satu-satunya, melainkan alat untuk membangun demokrasi. Tujuan utama dari kehidupan undang-undang adalah memakmurkan, mencerdaskan, menjaga kedaulatan.

"Betapapun, ada perbedaan pilihan, akhirnya kita harus kembali utuh. Pemilu ini adalah sebuah pembelajaran untuk bangsa ini untuk menerima perbedaan," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengajak tokoh agama untuk mengedukasi masyarakat agar tidak mudah terhasut, teradu-domba dan terbawa oleh fitnah satu dengan fitnah yang lain.

"FKUB punya peran penting untuk menangkal, agar warga Kota Kediri tidak mudah diadu-domba, dihasut, tidak mudah dibawa pada fitnah satu ke fitnah lain," pesan KH Anwar yang juga Pengasuh Ponpes Al Amien, Ngasinan, Kediri, Jawa Timur.

"Marilah kita sebagai tokoh agama mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kedaulatan negara, menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban dan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, pentingnya hidup dalam damai," ajaknya.

Menurut dia, LDII memiliki peran penting, karena telah andil dalam pelaksanaan program-program kebaikan. Ia pun mengapresiasi pimpinan Ponpes Wali Barokah dan LDII, serta ormas Islam lainnya, yang telah banyak melaksanakan program-program untuk kebaikan bersama.

Sementara, Ketua Ponpes Wali Barokah KH Sunarto menyebutkan FKUB adalah amal saleh untuk merawat dan meningkatkan kerukunan dan kekompakan.

"Kepercayaan yang diberikan pada kami untuk menyelenggarakan pertemuan FKUB ini, juga merupakan amal saleh untuk senantiasa berupaya merawat dan bahkan meningkatkan kerukunan dan kekompakan di antara kita," kata KH Sunarto.

Menurut dia, Kota Kediri telah dinobatkan peringkat ke-5 dalam hal kerukunan umat beragama, yang tak lepas dari peran dan kerja keras para tokoh FKUB.

Hadir pada acara itu antara lain sejumlah tokoh agama dan tokoh masyarakat di Kota Kediri, juga Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Di antaranya Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesra Kota Kediri Mandung Sulaksono, Dandim 0809 Letkol Inf. Aris Setiawan, dan Kapolres Kediri Kota AKBP Teddy Chandra. Hadir pula Ketua FKUB Mohammad Salim dan Ketua DPD LDII Kota Kediri Agung Riyanto.


 

Pewarta: ANTARA

Editor : M Fikri Setiawan


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024