Bogor (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mendatangi korban bencana banjir di Kelurahan Sukaresmi untuk menyampaikan rasa belasungkawa sekaligus memastikan penanganan korban berjalan cepat dan tepat, Senin.
Bima mengatakan, dari hasil tinjauannya bencana banjir yang menerjang rumah warga serta SMA Negeri 2 tersebut diakibatkan oleh luapan air kali melebihi biasanya.
"Saya menelusuri aliran kali, mencari tahu penyebabnya. Banjir dikarenakan volume air yang sangat tinggi dari biasanya, hingga meluap dan meluber ke permukiman warga," kata Bima.
Menurutnya, luapan air yang cukup deras menyebabkan tembok penahan pinggiran sungai di belakang SMA Negeri 2 jebol, sehingga menimpa permukiman warga.
"Salah satu rumah dihuni satu keluarga, terkenal luapan dan jebolan tembok pembatas SMA Negeri 2. Ibu dan anak perempuannya terseret arus banjir, sedangkan anak laki-laki dan bapaknya selamat," kata Bima.
Bima mengatakan, Pemerintah Kota Bogor menanggung seluruh biaya pengobatan hingga fasilitas pemakaman keluarga korban. Saat ini bapak dan anak laki-kali masih dirawat di rumah sakit.
Korban meninggal dunia bernama Anita Fauziah Fitria usia 25 tahun dan anak perempuannya yang masih balita Dziah Mahendra Dzikra berusia empat tahun. Keduanya menjadi korban terjangan air kali yang meluap.
Bima menginstruksikan camat dan lurah setempat untuk mengecek kondisi aliran kali pascabanjir dan memastikan arus air kembali normal dengan membersihkan kali.
Selain peristiwa banjir bandang yang menewaskan dua orang, peristiwa longsor juga terjadi di wilayah Paledang, menewaskan satu orang yang sedang memancing di kolam pemancingan. Korban bernama Sarifuddin usia 69 tahun warga Kampung Keramat, RT 4/ RW 1.
Bima mengatakan, wilayah Kota Bogor termasuk daerah rawan bencana. Masyarakat dan aparat wilayah diminta untuk terus waspada terutama di puncak musim penghujan.
"Warga harus meningkatkan kewaspadannya, ketika hujan jangan berada di lokasi-lokasi rawan bencana. Seperti longsor di pemancingan ini, korban sedang memancing saat hujan turun," kata politisi PAN tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Bima mengatakan, dari hasil tinjauannya bencana banjir yang menerjang rumah warga serta SMA Negeri 2 tersebut diakibatkan oleh luapan air kali melebihi biasanya.
"Saya menelusuri aliran kali, mencari tahu penyebabnya. Banjir dikarenakan volume air yang sangat tinggi dari biasanya, hingga meluap dan meluber ke permukiman warga," kata Bima.
Menurutnya, luapan air yang cukup deras menyebabkan tembok penahan pinggiran sungai di belakang SMA Negeri 2 jebol, sehingga menimpa permukiman warga.
"Salah satu rumah dihuni satu keluarga, terkenal luapan dan jebolan tembok pembatas SMA Negeri 2. Ibu dan anak perempuannya terseret arus banjir, sedangkan anak laki-laki dan bapaknya selamat," kata Bima.
Bima mengatakan, Pemerintah Kota Bogor menanggung seluruh biaya pengobatan hingga fasilitas pemakaman keluarga korban. Saat ini bapak dan anak laki-kali masih dirawat di rumah sakit.
Korban meninggal dunia bernama Anita Fauziah Fitria usia 25 tahun dan anak perempuannya yang masih balita Dziah Mahendra Dzikra berusia empat tahun. Keduanya menjadi korban terjangan air kali yang meluap.
Bima menginstruksikan camat dan lurah setempat untuk mengecek kondisi aliran kali pascabanjir dan memastikan arus air kembali normal dengan membersihkan kali.
Selain peristiwa banjir bandang yang menewaskan dua orang, peristiwa longsor juga terjadi di wilayah Paledang, menewaskan satu orang yang sedang memancing di kolam pemancingan. Korban bernama Sarifuddin usia 69 tahun warga Kampung Keramat, RT 4/ RW 1.
Bima mengatakan, wilayah Kota Bogor termasuk daerah rawan bencana. Masyarakat dan aparat wilayah diminta untuk terus waspada terutama di puncak musim penghujan.
"Warga harus meningkatkan kewaspadannya, ketika hujan jangan berada di lokasi-lokasi rawan bencana. Seperti longsor di pemancingan ini, korban sedang memancing saat hujan turun," kata politisi PAN tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017