Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu meminta warga desa penyangga Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Kaba Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, agar mewaspadai kemunculan harimau setelah adanya penemuan jejak mirip binatang dilindungi itu pada Kamis (11/1).
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Said Jauhari saat dihubungi di Rejang Lebong, Sabtu, mengatakan pihaknya sudah menurunkan tim ke Desa Sambirejo, Kecamatan Selupu Rejang lokasi penemuan jejak mirip harimau oleh warga setempat.
"Kami mengimbau warga di sekitar batas kawasan TWA Bukit Kaba agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap kemunculan harimau setelah adanya penemuan jejak yang diduga harimau sumatera," kata dia.
Baca juga: BKSDA Wilayah I Bengkulu telah lepasliarkan ribuan satwa dilindungi selama 2022
Dia menjelaskan, sudah ada tim BKSDA dari Resor Bukit Kaba I yang melakukan penelusuran laporan warga desa penyangga TWA Bukit Kaba yaitu Desa Sambirejo, Kecamatan Selupu Rejang pada Jumat (12/1) dan menemukan jejak satwa yang dilindungi itu dalam kebun milik empat warga.
"Ditemukan jejak diduga harimau sumatera di dalam kebun milik warga yang bernama Supri, Amat, Saimin, dan Waryono. Lokasi penemuan jejak ini berada di luar kawasan hutan," ujarnya.
Jejak yang ditemukan itu, kata dia, setelah dilakukan pengukuran memiliki panjang vertikal 13 cm dan horisontal 13 cm. Namun, jejak yang ditemukan itu pada beberapa lokasi sudah tidak jelas karena telah diguyur hujan.
Baca juga: Harimau sumatera pemangsa sapi warga di Mukomuko masih berkeliaran
Menurut dia, beberapa petani di lokasi ditemukan jejak mirip harimau itu mengaku kepada petugas BKSDA jika pondok di kebun, kemudian hewan peliharaan maupun tanamannya tidak ada yang dirusak.
"Satwa tersebut keluar dari kawasan hutan pada malam hari dan diduga telah kembali ke hutan. Ini berdasarkan jejak terakhir yang berada di kebun milik warga yang bernama Waryono," kata Said.
Untuk membuktikan keberadaan harimau sumatera yang masuk ke wilayah itu, menurut dia, diperlukan pemasangan kamera trap sehingga dapat diketahui apakah harimau sumatera atau bukan, mengingat sudah lama tidak ditemukan jejak harimau di wilayah itu.
Baca juga: Stop menanam kelapa sawit di Pulau Enggano
Sebelumnya, pada Kamis (11/1) pagi, seorang warga Dusun IV Desa Sambirejo, Kecamatan Selupu Rejang bernama Yatno (35) mengaku menemukan jejak mirip harimau di kebun miliknya, dan telah dilaporkan kepada pihak perangkat desa setempat.
Jejak mirip harimau seukuran tangan orang dewasa itu kemudian diabadikan Yatno dengan menggunakan kamera HP dan selanjutnya menyebar di media sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Said Jauhari saat dihubungi di Rejang Lebong, Sabtu, mengatakan pihaknya sudah menurunkan tim ke Desa Sambirejo, Kecamatan Selupu Rejang lokasi penemuan jejak mirip harimau oleh warga setempat.
"Kami mengimbau warga di sekitar batas kawasan TWA Bukit Kaba agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap kemunculan harimau setelah adanya penemuan jejak yang diduga harimau sumatera," kata dia.
Baca juga: BKSDA Wilayah I Bengkulu telah lepasliarkan ribuan satwa dilindungi selama 2022
Dia menjelaskan, sudah ada tim BKSDA dari Resor Bukit Kaba I yang melakukan penelusuran laporan warga desa penyangga TWA Bukit Kaba yaitu Desa Sambirejo, Kecamatan Selupu Rejang pada Jumat (12/1) dan menemukan jejak satwa yang dilindungi itu dalam kebun milik empat warga.
"Ditemukan jejak diduga harimau sumatera di dalam kebun milik warga yang bernama Supri, Amat, Saimin, dan Waryono. Lokasi penemuan jejak ini berada di luar kawasan hutan," ujarnya.
Jejak yang ditemukan itu, kata dia, setelah dilakukan pengukuran memiliki panjang vertikal 13 cm dan horisontal 13 cm. Namun, jejak yang ditemukan itu pada beberapa lokasi sudah tidak jelas karena telah diguyur hujan.
Baca juga: Harimau sumatera pemangsa sapi warga di Mukomuko masih berkeliaran
Menurut dia, beberapa petani di lokasi ditemukan jejak mirip harimau itu mengaku kepada petugas BKSDA jika pondok di kebun, kemudian hewan peliharaan maupun tanamannya tidak ada yang dirusak.
"Satwa tersebut keluar dari kawasan hutan pada malam hari dan diduga telah kembali ke hutan. Ini berdasarkan jejak terakhir yang berada di kebun milik warga yang bernama Waryono," kata Said.
Untuk membuktikan keberadaan harimau sumatera yang masuk ke wilayah itu, menurut dia, diperlukan pemasangan kamera trap sehingga dapat diketahui apakah harimau sumatera atau bukan, mengingat sudah lama tidak ditemukan jejak harimau di wilayah itu.
Baca juga: Stop menanam kelapa sawit di Pulau Enggano
Sebelumnya, pada Kamis (11/1) pagi, seorang warga Dusun IV Desa Sambirejo, Kecamatan Selupu Rejang bernama Yatno (35) mengaku menemukan jejak mirip harimau di kebun miliknya, dan telah dilaporkan kepada pihak perangkat desa setempat.
Jejak mirip harimau seukuran tangan orang dewasa itu kemudian diabadikan Yatno dengan menggunakan kamera HP dan selanjutnya menyebar di media sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024