Bekasi (Antara Megapolitan) - Ratusan warga di dua RW Perumahan Harapan Baru II, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat, sudah empat hari terendam banjir akibat tembok pembatas saluran air jebol pada Selasa (21/2).
"Banjir di lingkungan kami terjadi sejak Minggu (19/2) pagi. Airnya lama surut karena tembok pembatas saluran air utama di Jalan Cendrawasih jebol," kata pengurus RT06 RW02 Harapan Baru II Irwan di Bekasi, Rabu siang.
Menurut dia, banjir mencapai puncaknya saat terjadi jebol tembok pembatas saluran dengan ketinggian mencapai 60 centimeter.
Pada saat itu warga di RW2 dan RW3 sempat terisolir akibat akases jalan utama yakni Jalan Raya Harapan Baru II tergenang banjir dan tidak bisa dilintasi kendaraan.
"Situasi itu terjadi sepanjang hari pada Selasa (21/2) hingga malam hari kami tidak bisa keluar rumah untuk mencari makan dan minum," katanya.
Banjir di kawasan itu diketahui dipicu oleh dua sumber air, yakni hujan lokal yang berkepanjangan serta limpasan air kiriman dari Kali Cakung yang melampaui kapasitas tampung saluran air.
"Biasanya kalau hanya hujan lokal, airnya bisa cepat surut, paling lama 2 jam, tapi karena volume air hujan berbarengan dengan liuapan air Kali Cakung di saluran utama kami, air jadi tergenang sampai hari ini," katanya.
Pantauan Antara di lokasi melaporkan, aktivitas warga di yang tersebar di 8 RT kawasan itu mulai berangsur normal, namun ketinggian air di lokasi kebocoran saluran air masih mencapai 40 centimeter.
Kebocoran saluran air sampai saat ini masih dalam penanganan petugas Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) dengan mengerjakan penanganan darurat.
Penanganan darurat dilakukan dengan menambal kebocoran menggunakan bronjong dengan material kawat besi diikat pada tumpukan batu kali.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Banjir di lingkungan kami terjadi sejak Minggu (19/2) pagi. Airnya lama surut karena tembok pembatas saluran air utama di Jalan Cendrawasih jebol," kata pengurus RT06 RW02 Harapan Baru II Irwan di Bekasi, Rabu siang.
Menurut dia, banjir mencapai puncaknya saat terjadi jebol tembok pembatas saluran dengan ketinggian mencapai 60 centimeter.
Pada saat itu warga di RW2 dan RW3 sempat terisolir akibat akases jalan utama yakni Jalan Raya Harapan Baru II tergenang banjir dan tidak bisa dilintasi kendaraan.
"Situasi itu terjadi sepanjang hari pada Selasa (21/2) hingga malam hari kami tidak bisa keluar rumah untuk mencari makan dan minum," katanya.
Banjir di kawasan itu diketahui dipicu oleh dua sumber air, yakni hujan lokal yang berkepanjangan serta limpasan air kiriman dari Kali Cakung yang melampaui kapasitas tampung saluran air.
"Biasanya kalau hanya hujan lokal, airnya bisa cepat surut, paling lama 2 jam, tapi karena volume air hujan berbarengan dengan liuapan air Kali Cakung di saluran utama kami, air jadi tergenang sampai hari ini," katanya.
Pantauan Antara di lokasi melaporkan, aktivitas warga di yang tersebar di 8 RT kawasan itu mulai berangsur normal, namun ketinggian air di lokasi kebocoran saluran air masih mencapai 40 centimeter.
Kebocoran saluran air sampai saat ini masih dalam penanganan petugas Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) dengan mengerjakan penanganan darurat.
Penanganan darurat dilakukan dengan menambal kebocoran menggunakan bronjong dengan material kawat besi diikat pada tumpukan batu kali.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017