Bogor (Antara Megapolitan) - Seluruh sekolah menengah atas dan sekolah kejuruan di Kota Bogor, Jawa Barat, akan menyelenggarakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tahun 2017.
"Pada tahun ini 100 persen SMA dan SMK menyelenggarakan UNBK," kata Plt Dinas Pendidikan Kota Bogor, Jawa Barat, Fachrudin, kepada Antara, Minggu.
Ia menjelaskan, pada tahun 2016, belum 100 persen atau baru di 28 sekolah SMA/ sederajat dari 93 SMK dan 49 SMA se-Kota Bogor.
Menurutnya, seluruh sekolah SMA dan SMK menyatakan siap melaksanakan UNBK yang akan berlangsung pertengahan April 2017.
Persiapan dilakukan meliputi perangkat komputer beserta jaringan dan instalansi listriknya, serta kesiapan para siswa baik dalam mengisi soal-soal ujian serta kesiapan mental.
"Mau tidak mau, siap tidak siap, siswa harus kita siapkan untuk melaksanakan UNBK," katanya.
Ia mengatakan, seluruh guru dan kepala sekolah telah diberikan arahan untuk mempersiapkan mental siswa dalam menghadapi ujian nasional berbasis komputer.
Menurutnya, pelaksanaan UNBK lebih efisien, tidak perlu melakukan pengawalan distribusi soal dari percetakan ke sekolah, dan minim kebocoran soal, atau meminimalisir kecurangan.
"UNBK ini momentum yang baik mengubah paradikma ujian berbasis kertas menjadi ke komputer yang melatih penguasaan teknologi pada anak-anak," katanya.
Menurut Fachrudin, ada kekhawatiran orang tua dengan pelaksanaan UNBK, karena khawatir anaknya akan kesulitan menjawab soal-soal jika harus menginduk ke sekolah lain.
"Memang ada kekhawatiran para orang tua. Mereka cemas anaknya tidak bisa mengikuti UN di sekolah yang menginduk. Tapi, sudah kami beri penjelasan, bahwa setiap sekolah memberikan kesiapan yang sama bagi siswanya," katanya.
Mengenai jenjang SMP, lanjut Fachrudin, belum dapat dilaksanakan 100 persen karena perlu pesiapan yang matang baik dari sisi infrastruktur serta fasilitas komputernya.
Kapala Balai Pelayanan Pendidikan Wilayah I Jawa Barat, Heri Pansila, mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengharapkan kesiapan pelaksanaan UNBK SMA/SMK mencapai 80 persen.
"Target 80 persen itu karena ada keinginan dari pihak sekolah SMA/SMK yang ingin fasilitas milik SMP untuk melaksanakan UNBK," katanya.
Ia menyebutkan, SMP tersebut berada di bawah naungan pemerintah kota dan kabupaten, sehingga perlu ada koordinasi dan komunikasi yang baik.
Menurutnya, setiap pemerintah daerah menginginkan hasil UNBK berjalan baik, yakni cerdas da jujur. Karena UNBK tidak mencotek dan tidak terjadi kebocora soal.
"Dengan UNBK, diharapkan ujian akan berjalan sangat baik, jujur dan jauh dari kebocoran soal," kata Heri.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Pada tahun ini 100 persen SMA dan SMK menyelenggarakan UNBK," kata Plt Dinas Pendidikan Kota Bogor, Jawa Barat, Fachrudin, kepada Antara, Minggu.
Ia menjelaskan, pada tahun 2016, belum 100 persen atau baru di 28 sekolah SMA/ sederajat dari 93 SMK dan 49 SMA se-Kota Bogor.
Menurutnya, seluruh sekolah SMA dan SMK menyatakan siap melaksanakan UNBK yang akan berlangsung pertengahan April 2017.
Persiapan dilakukan meliputi perangkat komputer beserta jaringan dan instalansi listriknya, serta kesiapan para siswa baik dalam mengisi soal-soal ujian serta kesiapan mental.
"Mau tidak mau, siap tidak siap, siswa harus kita siapkan untuk melaksanakan UNBK," katanya.
Ia mengatakan, seluruh guru dan kepala sekolah telah diberikan arahan untuk mempersiapkan mental siswa dalam menghadapi ujian nasional berbasis komputer.
Menurutnya, pelaksanaan UNBK lebih efisien, tidak perlu melakukan pengawalan distribusi soal dari percetakan ke sekolah, dan minim kebocoran soal, atau meminimalisir kecurangan.
"UNBK ini momentum yang baik mengubah paradikma ujian berbasis kertas menjadi ke komputer yang melatih penguasaan teknologi pada anak-anak," katanya.
Menurut Fachrudin, ada kekhawatiran orang tua dengan pelaksanaan UNBK, karena khawatir anaknya akan kesulitan menjawab soal-soal jika harus menginduk ke sekolah lain.
"Memang ada kekhawatiran para orang tua. Mereka cemas anaknya tidak bisa mengikuti UN di sekolah yang menginduk. Tapi, sudah kami beri penjelasan, bahwa setiap sekolah memberikan kesiapan yang sama bagi siswanya," katanya.
Mengenai jenjang SMP, lanjut Fachrudin, belum dapat dilaksanakan 100 persen karena perlu pesiapan yang matang baik dari sisi infrastruktur serta fasilitas komputernya.
Kapala Balai Pelayanan Pendidikan Wilayah I Jawa Barat, Heri Pansila, mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengharapkan kesiapan pelaksanaan UNBK SMA/SMK mencapai 80 persen.
"Target 80 persen itu karena ada keinginan dari pihak sekolah SMA/SMK yang ingin fasilitas milik SMP untuk melaksanakan UNBK," katanya.
Ia menyebutkan, SMP tersebut berada di bawah naungan pemerintah kota dan kabupaten, sehingga perlu ada koordinasi dan komunikasi yang baik.
Menurutnya, setiap pemerintah daerah menginginkan hasil UNBK berjalan baik, yakni cerdas da jujur. Karena UNBK tidak mencotek dan tidak terjadi kebocora soal.
"Dengan UNBK, diharapkan ujian akan berjalan sangat baik, jujur dan jauh dari kebocoran soal," kata Heri.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017