Anggota Komisi IX DPR RI Putih Sari menyebutkan bahwa remaja putri memiliki peran penting dalam upaya melakukan pencegahan stunting di daerahnya masing-masing.

"Atas peranan penting itu, maka pemerintah melakukan pemberian tablet tambah darah kepada remaja putri yang dikonsumsi satu tablet setiap pekan," kata Putih Sari, saat kampanye percepatan penurunan stunting bekerja sama dengan BKKBN Jabar, di Kabupaten Purwakarta, Senin.

Ia menyampaikan, selain mengonsumsi tablet penambah darah setiap pekan, remaja putri juga perlu menerapkan pola makan sesuai pedoman gizi seimbang, serta melakukan olahraga atau aktivitas fisik secara rutin.

Baca juga: Komisi IX DPR: Pola asuh yang benar dan tepat penting untuk pencegahan stunting
Baca juga: Komisi IX DPR RI Nurhayati sebut pencegahan stunting bisa efektif mulai dari RT

Menurut dia, remaja putri menjadi sasaran utama karena kelak mereka diharapkan dapat melahirkan generasi yang sehat dan bebas stunting. Karenanya, remaja putri harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang penyebab stunting.

"Upaya ini membutuhkan peran masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," kata Putih Sari.

Tak hanya itu, ia juga mengingatkan mengenai pentingnya tugas seorang ibu dalam mencegah stunting, baik melalui perilaku hidup sehat maupun melalui asupan gizi anak. Salah satunya dengan memberikan ASI eksklusif bagi bayi.

"ASI mengandung sejumlah nutrisi yang terkandung di dalam kolostrum ASI. Nutrisi tersebut adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin K, kalsium, kalium, zinc, dan lain sebagainya," katanya.

Baca juga: Anggota DPR RI ajak masyarakat cegah stunting dengan optimalkan 1.000 HPK serta ASI eksklusif

Sementara itu, Analisis Kerja Sama Pendidikan Kependudukan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Sekar Andjung Trisnawati menyampaikan agar para calon suami agar tidak merokok 73 hari sebelum pernikahan.

"Asap rokok bisa merusak sperma yang menyebabkan otak janin tidak berkembang. Asap rokok juga bisa menyebabkan saluran sperma tidak lancar jalannya ke dalam ovum wanita, sehingga mempengaruhi kualitas sperma yang akan menjadi janin bayi," katanya.

Jadi, kata Sekar, jika janin bayi sudah tidak berkualitas, maka itu akan berpengaruh pada kondisi bayi saat lahir ke dunia.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023