Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 26 dan SMKN 1, Jakarta, berhasil mengkonversikan mesin kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) menjadi kendaraan berpenggerak listrik (baterai).
Hal itu terungkap ketika PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta melakukan peluncuran Konversi Kendaraan Listrik atau "Electric Vehicle Conversion" (Elvis) di SMKN 26 Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa.
Pelajar SMKN 26 berhasil mengkonversikan kendaraan jenis Suzuki Katana yang berbahan bakar fosil menjadi kendaraan berpenggerak listrik. Sedangkan pelajar SMKN 1 mengkonversikan kendaraan jenis Daihatsu Grandmax yang berbahan bakar fosil menjadi kendaraan berpenggerak listrik.
Baca juga: Pelajar SMK dan SMA di Jakarta deklarasi antikekerasan
General Manager PLN UID Jakarta Raya Lasiran menyatakan senang siswa dua sekolah itu berhasil mempelopori konversi kendaraan BBM menjadi kendaraan listrik.
"Program konversi kendaraan listrik ini diinisiasi PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya melalui PLN Peduli. Ini merupakan bentuk kepedulian PLN terhadap dunia pendidikan," ujarnya.
Saat ini, kata dia, pemerintah sedang gencar mendorong masyarakat menggunakan kendaraan bertenaga listrik guna menekan polusi udara, khususnya di Jakarta.
"Makanya, kami mendorong, mendukung, bahkan membiayai beberapa sekolah seperti SMKN 26 dan SMKN 1 ini untuk mengikuti program konversi dari kendaraan yang berbahan bakar minyak (BBM) ke listrik," katanya.
Anggaran diberikan kepada masing-masing sekolah untuk proyek kendaraan listrik itu sebesar Rp350 juta. Tujuannya untuk memberikan pengetahuan, memberikan pengalaman kepada para pelajar sehingga mereka tahu mobil listrik.
Baca juga: Anies menunda ujian nasional SMA dan SMK se-DKI Jakarta
Selain itu, mendorong SMK ini bisa berpartisipasi dan meningkatkan penggunaan kendaraan listrik.
Kepala Sekolah SMKN 26 M Bakri Akkas mengaku bangga anak didiknya mampu menyelesaikan proyek tersebut sesuai waktu yang telah ditentukan, yakni selam tiga bulan.
"Ini merupakan kebanggaan bagi para pelajar SMKN 26 dan SMKN 1," kata Bakri.
Dia menuturkan banyak hambatan yang dihadapi para pelajar saat mengkonversikan kendaraan BBM menjadi kendaraan bertenaga listrik.
"Tentu saja banyak hambatannya, tapi dengan kerja sama yang baik antara siswa dan tenaga ahli, yakni ahli otomotif , kelistrikan dan elektronika," kata dia.
Baca juga: Kemendikbudristek tetapkan dua SMK jadi percontohan PK "Cyber Security"
Bakri berharap proyek itu bisa dilakukan secara berkelanjutan agar memberikan pengetahuan dan pembelajaran bagi para pelajar.
Salah satu pelajar SMKN 26 yang mengerjakan kendaraan itu, Aldi mengatakan, pihaknya mengkonversi motor mesin dari mobil sport offroad dengan jarak tempuh 180 kilometer (km) dengan daya baterai 70 volt berkecepatan 80 kilometer per jam.
"Untuk pemakaian sendiri, jarak tempuh juga tergantung pemakaian. Rata-rata jarak tempuh itu 180 kilometer untuk satu kali pengisian baterai dengan waktu sekitar delapan jam," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Hal itu terungkap ketika PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta melakukan peluncuran Konversi Kendaraan Listrik atau "Electric Vehicle Conversion" (Elvis) di SMKN 26 Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa.
Pelajar SMKN 26 berhasil mengkonversikan kendaraan jenis Suzuki Katana yang berbahan bakar fosil menjadi kendaraan berpenggerak listrik. Sedangkan pelajar SMKN 1 mengkonversikan kendaraan jenis Daihatsu Grandmax yang berbahan bakar fosil menjadi kendaraan berpenggerak listrik.
Baca juga: Pelajar SMK dan SMA di Jakarta deklarasi antikekerasan
General Manager PLN UID Jakarta Raya Lasiran menyatakan senang siswa dua sekolah itu berhasil mempelopori konversi kendaraan BBM menjadi kendaraan listrik.
"Program konversi kendaraan listrik ini diinisiasi PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya melalui PLN Peduli. Ini merupakan bentuk kepedulian PLN terhadap dunia pendidikan," ujarnya.
Saat ini, kata dia, pemerintah sedang gencar mendorong masyarakat menggunakan kendaraan bertenaga listrik guna menekan polusi udara, khususnya di Jakarta.
"Makanya, kami mendorong, mendukung, bahkan membiayai beberapa sekolah seperti SMKN 26 dan SMKN 1 ini untuk mengikuti program konversi dari kendaraan yang berbahan bakar minyak (BBM) ke listrik," katanya.
Anggaran diberikan kepada masing-masing sekolah untuk proyek kendaraan listrik itu sebesar Rp350 juta. Tujuannya untuk memberikan pengetahuan, memberikan pengalaman kepada para pelajar sehingga mereka tahu mobil listrik.
Baca juga: Anies menunda ujian nasional SMA dan SMK se-DKI Jakarta
Selain itu, mendorong SMK ini bisa berpartisipasi dan meningkatkan penggunaan kendaraan listrik.
Kepala Sekolah SMKN 26 M Bakri Akkas mengaku bangga anak didiknya mampu menyelesaikan proyek tersebut sesuai waktu yang telah ditentukan, yakni selam tiga bulan.
"Ini merupakan kebanggaan bagi para pelajar SMKN 26 dan SMKN 1," kata Bakri.
Dia menuturkan banyak hambatan yang dihadapi para pelajar saat mengkonversikan kendaraan BBM menjadi kendaraan bertenaga listrik.
"Tentu saja banyak hambatannya, tapi dengan kerja sama yang baik antara siswa dan tenaga ahli, yakni ahli otomotif , kelistrikan dan elektronika," kata dia.
Baca juga: Kemendikbudristek tetapkan dua SMK jadi percontohan PK "Cyber Security"
Bakri berharap proyek itu bisa dilakukan secara berkelanjutan agar memberikan pengetahuan dan pembelajaran bagi para pelajar.
Salah satu pelajar SMKN 26 yang mengerjakan kendaraan itu, Aldi mengatakan, pihaknya mengkonversi motor mesin dari mobil sport offroad dengan jarak tempuh 180 kilometer (km) dengan daya baterai 70 volt berkecepatan 80 kilometer per jam.
"Untuk pemakaian sendiri, jarak tempuh juga tergantung pemakaian. Rata-rata jarak tempuh itu 180 kilometer untuk satu kali pengisian baterai dengan waktu sekitar delapan jam," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023