Bogor (Antara Megapoilitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat mulai melakukan pembenahan pada sejumlah kawasan untuk persiapan menyambut pemantauan tahap II atau P2 anugerah Adipura, salah satunya di Balai Kota.

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengawasi langsung pembenahan yang dilakukan di kawasan Balai Kota, Rabu, dan memastikan penataan kawasan tersebut berjalan maksimal serta sesuai harapan.

Menurutnya, beberapa lokasi perlu ditata ulang seperti pembuatan taman yang dilengkapi air mancur di samping kiri halaman Balai Kota, pengecatan lorong dan dilengkapi penerangan serta pembongkaran tempat pembuangan sampah dekat gedung DPRD.

"Tempat sampah permanen ini akan diganti dengan kontainer, sehingga lebih mudah dalam pembuangan," katanya lagi.

Bima menyebutkan, lokasi lainnya yang perlu ditata dan diperindah yakni halaman belakang gedung Bagian Umum saat ini digunakan sebagai tempat penyimpanan pagar besi tersebut banyak yang rusak akibat keropos dimakan usia.

"Balai Kota menjadi salah satu titik penilaian Adipura, diharapkan dengan pembenahan ini lebih teratur, bersih, dan enak dipandang," kata dia.

Pemerintah Kota Bogor berkomitmen untuk meraih penghargaan Adipura tahun 2017 dengan melakukan pembenahan di sejumlah kawasan yang menjadi penilaian para juri.

Irwan Riyanto dari Dinas Lingkungan Hidup mengatakan, pemantauan kedua (P2) untuk penghargaan Adipura akan dilakukan sekitar bulan Maret dan April.

"Kami berupaya dapat lolos P2, beberapa tempat yang penilaiannya masih rendah akan dibenahi dan ditingkatkan, sehingga nilainya dapat naik," kata Irwan.

Irwan mengatakan, untuk lolos penilaian setiap kawasan harus mendapatkan nilai 73 poin. Ada beberapa kawasan yang menjadi lokasi penilaian mendapat nilai di bawah 75 poin, seperti terminal, gedung perkantoran, TPA, pertokoan, dan pasar tradisional.

Ia menjelaskan, ada tiga indikator yang menjadi penilaian tim pada pemantauan kedua, yakni kebersihan, penghijauan dan pengolahan sampah. Beberapa titik belum mencukupi nilai 73 poin, seperti di gedung pemerintah Balai Kota dan DKP nilainya masih 72 poin.

"Balai Kota pada saat P1 dapat nilai kurang dari 73, begitu juga DKP sedang terjadi penghadangan truk sampah, jadi mempengaruhi penilaian," katanya lagi.

Titik lainnya yang menjadi penilaian adalah terminal. Terminal yang ditunjuk sebagai lokasi penilaian adalah Sub-Terminal Bubulak. Kondisi terminal yang jauh dari layak mendapat nilai rendah.

Menurut Irwan, persoalan terminal masih menjadi kendala. Terminal Baranangsiang setelah dikelola oleh swasta PT PGI tidak dapat diusulkan sebagai lokasi penilaian, sehingga pemerintah kota harus berupaya agar terminal dapat lolos penilaian.

"Rencananya awal 2017, ketika Terminal Baranangsiang direvitalisasi oleh PT PGI, maka seluruh aktivitas akan dipindahkan ke Sub-Terminal Bubulak, termasuk pos DLLAJ. Kami rekomendasikan Bubulak atau Terminal Merdeka yang akan jadi penilaian," katanya pula.

Penilaian rendah juga terjadi di pertokoan, catatan tim pemantau, pertokoan tidak minim ruang terbuka hijau dan tempat sampah. Begitu juga dengan tempat pembuangan akhir (TPA) yang dinilai adalah TPA Galuga.

"TPA Galuga kendalanya adalah limbah air lindi belum maksimal tertangani. Rencana akan dibuat kolam penampungan air lindi sebelum P2 dimulai, sehingga pada saat P2, sudah ada perbaikan yang dapat meningkatkan penilaian," katanya.

Irwan optimistis, tahun 2017 Kota Bogor mampu meraih penghargaan Adipura dengan berbagai upaya yang dilakukan, baik pembenahan maupun pembinaan di masyarakat untuk menggalakkan lomba kebersihan setiap bulannya.

"Tahun 2015 kami berhasil meraih sertifikat Adipura, tahun ini ditargetkan penghargaan Adipura dapat diraih," kata dia lagi.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017