Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan kekayaan biodiversitas dan banyak etnis menjadikan Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan obat alami.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional BRIN Suharmiati mengatakan tanaman obat dan ramuan tradisional memiliki potensi sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai pencegahan maupun pengendali penyakit kencing manis.
"Spesies terbanyak yang digunakan adalah Andrographispaniculata atau sambiloto dan Areca catechu atau pinang," ujarnya dalam sebuah seminar tentang tumbuhan obat dan ramuan tradisional yang dikutip di Jakarta, Jumat.
Kencing manis merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Penyebab utama penyakit itu akibat kurangnya produksi hormon insulin atau fungsi hormon insulin yang kurang baik, sehingga proses perpindahan glukosa ke dalam sel untuk diproses menjadi energi terganggu.
Baca juga: BRIN sebut tulang sapi dapat digunakan untuk proses penyembuhan patah tulang pada manusia
Baca juga: BRIN sebut tulang sapi dapat digunakan untuk proses penyembuhan patah tulang pada manusia
Institute for Health Metrics and Evaluation mengungkapkan bahwa diabetes merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia. Pada 2019, ada sekitar 57,42 kematian akibat diabetes per 100.000 penduduk.
Selain penanganan secara kuratif dengan berbagai jenis obat konvensional, kata Suharmiati, penguatan upaya promotif dan preventif untuk mencegah munculnya penyakit diabetes penting untuk dilakukan oleh masyarakat.
Menurut data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2021, ada 537 juta orang dewasa berumur 20 sampai 79 tahun atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes di seluruh dunia. Penyakit itu menyebabkan 6,7 juta kematian.
Baca juga: BRIN tekankan pentingnya kesiapsiagaan pemerintah upaya cegah penularan virus Nipah
Baca juga: BRIN tekankan pentingnya kesiapsiagaan pemerintah upaya cegah penularan virus Nipah
Indonesia berada pada posisi kelima tertinggi di dunia. Jumlah penderita meningkat pesat dalam 10 tahun terakhir dengan jumlah pengidap diabetes 19,47 juta orang pada tahun 2021. Jumlah itu diperkirakan dapat mencapai 28,57 juta orang pada tahun 2045 atau lebih besar 47 persen.
"Pendataan tanaman obat Indonesia yang berpotensi mengobati kencing manis dengan mengacu pada informasi manfaat tanaman obat dari praktis tradisional di berbagai daerah (data etnofarmakologi) perlu dilakukan secara serius dan sistematis," kata Suharmiati.
Dari 264 jenis tumbuhan untuk mengobati kencing manis terdapat 10 tanaman terbanyak yang digunakan oleh penyehat tradisional, yaitu tumbuhan sambiloto, pinang, brotowali, sirsak, jengkol, jamblang, salam, petai cina, sirih, dan temulawak.
Baca juga: BRIN: Produksi baterai jadi kunci capai target netralitas karbon dengan energi terbarukan
Baca juga: BRIN: Produksi baterai jadi kunci capai target netralitas karbon dengan energi terbarukan
Sambiloto memiliki kandungan senyawa aktif berupa zat pahit, kalmeghin, diterpenes, andrographolide, andrographiside, dan neoandrographolide.
Adapun tumbuhan pinang punya kandungan zat aktif berupa alkaloids, tannins, flavones, triterpenes, steroids, dan fatty acids.
"Bagian tanaman yang digunakan sebagian besar daun 35,56 persen, akar 14,29 persen, batang 10,3 persen, serta bagian tanaman lain seperti buah, rhizoma, ranting, herba, dan lain-lain," pungkas Suharmiati.
"Bagian tanaman yang digunakan sebagian besar daun 35,56 persen, akar 14,29 persen, batang 10,3 persen, serta bagian tanaman lain seperti buah, rhizoma, ranting, herba, dan lain-lain," pungkas Suharmiati.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023