Forum Tempe Indonesia (FTI) menyebut inovasi salah satu pelaku usaha kecil menengah binaan mereka yakni Azaki Food Internasional dalam menerapkan konsep ramah lingkungan dan berkelanjutan dapat menjadi inspirasi bagi para perajin tempe lain.

"Selain dijuluki super food asli Indonesia, budaya tempe itu lekat dengan budaya pangan ramah lingkungan dan berkelanjutan. Tempe Azaki merupakan salah satu UKM yang mampu menerobos pasar luar negeri, bisa dikatakan role model produksi tempe berkelanjutan dan tentu saja menjadi inspirasi perajin tempe lain di Indonesia," kata Sekjen Forum Tempe Indonesia Muhammad Ridha di Bekasi, Kamis.

Dia mengatakan Tempe Azaki menjadi salah satu produsen yang telah mampu menerapkan produksi dengan konsep berkelanjutan hingga berhak menggunakan label ramah lingkungan dari U.S. Soy.

Forum Tempe Indonesia terus mendorong para UKM tempe untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas produk baik dari sisi standar keamanan pangan maupun penerapan konsep keberlanjutan yang sebenarnya sudah dipraktikkan sejak zaman nenek moyang.

"Kami juga berharap konsumen ke depan akan lebih memilih produk-produk yang ramah lingkungan, paling tidak itulah bentuk terkecil dari kesertaan kita dalam menjaga kelestarian alam. Kesadaran akan hal tersebut sangat perlu kita kampanyekan," ucapnya.

Azaki Food Internasional pada Selasa (26/9/2023) meresmikan pabrik tempe dengan konsep berkelanjutan. Peresmian dilakukan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Sung Y Kim dan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian RI Reni Yenita.

Peresmian pabrik ini terasa spesial karena berbagai usaha dan komitmen yang dilakukan Azaki guna menembus pasar dunia akhirnya mendapatkan apresiasi. Sebelum proses peresmian, CEO Azaki Food Internasional Cucup Ruhiyat menerima sertifikat U.S. Sustainable dari Country Director USSEC Indonesia Ibnu Wiyono.

Sejak saat itu tempe produksi Azaki berhak menyematkan label bertuliskan 'Sustainable U.S. Soy' yang bukan sekedar label biasa mengingat pasar dunia akan semakin terbuka dengan penyematan label khusus kategori ramah lingkungan tersebut.

"Mulai saat ini, Azaki berhak menggunakan logo ramah lingkungan yang dikeluarkan U.S. Soy melalui USSEC Indonesia. Sebuah prestasi bahwa tempe yang selama ini lebih dikenal diproduksi secara tradisional, ternyata mampu menerapkan produksi secara berkelanjutan dan secara langsung menjaga keberlangsungan alam kita," kata Cucup Ruhiyat.

Dia mengatakan pabrik Azaki ini memenuhi standar keberlanjutan dengan desain khusus untuk memenuhi standar keamanan pangan yang sangat tinggi di pasar luar negeri. Pabrik seluas 2.000 meter persegi ini mampu memproduksi hingga 4,5 ton tempe per hari.

Cucup mengaku Tempe Azaki berhasil menembus pasar dunia dengan secara rutin mengekspor 35 ton tempe per bulan ke Jepang dan 15 ton ke Korea Selatan. Selain itu, sejak awal tahun ini ekspor tempe juga telah dilakukan ke Taiwan dan Amerika Serikat.

Sementara China dan beberapa Negara Timur Tengah masih dalam proses penjajakan. Berbagai negara semakin ketat memberi izin masuk terhadap produk-produk pangan. Sejumlah persyaratan keamanan pangan dan label menjadi hal yang harus dipenuhi oleh produsen.

"Kami sejak awal berusaha berkontribusi mengekspor budaya tempe ke seluruh dunia. Apalagi tren konsumsi makanan sehat dan bergizi tinggi khususnya tinggi protein terus meningkat usai pandemi COVID-19," katanya.

Menurut Cucup, ini kesempatan baik untuk memasarkan tempe dengan standar keamanan pangan yang lebih tinggi.

"Pemberian label ramah lingkungan sekaligus membuktikan bahwa tempe sebagai budaya bisa bersaing dan mendapatkan tempat bukan hanya di tanah kelahirannya, tapi juga di seantero dunia," katanya.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023