Universitas Indonesia (UI) melalui Makara Art Center (MAC) memberikan edukasi masyarakat di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tentang ketahanan pangan melalui pementasan wayang.

Kepala MAC UI Ngatawi Al-Zastrouw di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Senin mengatakan pagelaran tersebut bertujuan memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang ketahanan pangan.

Selain untuk menghibur masyarakat, pemilihan kesenian sebagai media edukasi juga merupakan upaya untuk melestarikan budaya dan tradisi Indonesia.

Baca juga: Makara Art Center UI tumbuhkan bakat lewat pentas wayang dalang anak hingga remaja

Pagelaran wayang dengan Dalang Tijab dan lakon Sri Mulih tersebut diselenggarakan di Desa Giritengah.

Dalam lakon diceritakan bahwa Dewi Sri adalah dewi padi yang merupakan lambang atau simbol kemakmuran, kesuburan, dan kesejahteraan. Dewi Sri dikisahkan pergi dari tanah Jawa sehingga masyarakat mengalami musibah atau bencana.

Untuk memulihkan kondisi tersebut, Dewi Sri harus didatangkan kembali ke tanah Nusantara agar bumi kembali subur dan pepohonan kembali tumbuh. 

Baca juga: FIB UI gelar "Minggu Semata Wayang" untuk lestarikan kebudayaan

Menurutnya, tanah Jawa dan Nusantara merupakan tanah agraris. Jika masyarakat keluar dari pakem tersebut, bukan tidak mungkin bangsa ini akan mengalami kesengsaraan.

“Jadi, kalau tanah-tanah sekarang ditanami gedung dan bangunan, sehingga pertanian jadi tidak bergengsi dan tidak menghasilkan, banyak anak muda yang akhirnya merantau ke kota untuk menjadi buruh dan pekerja. Tanah di kampung terlantar dan profesi petani hilang, masyarakat pun mengalami penderitaan. Oleh sebab itu kita harus mengembalikan bumi Indonesia sebagai tanah agraris yang bisa ditanami berbagai jenis tanaman,” ujar Al-Zastrouw

Selain menggelar pementasan wayang, MAC UI bekerja sama dengan Komunitas Kampoeng Dolanan Nusantara mengadakan penanaman pohon di kawasan Bukit Menoreh, Magelang.

Baca juga: Wayang kulit digunakan FIB UI untuk edukasi pencegahan COVID-19

Ada 50 bibit pohon durian yang ditanam di sepanjang kawasan tersebut. Pendiri Kampoeng Dolanan Nusantara, Abbet Nugroho, menyebut pohon durian dipilih sebagai jenis pohon yang ditanam karena merupakan salah satu buah eksotis Indonesia.

Ia mengatakan ini juga menjadi penanda tanah ini subur dan dapat ditanami apa saja. Apalagi di Lereng Menoreh, banyak masyarakat yang menggantungkan kehidupannya dari buah-buahan berpohon tinggi.

"Di sini juga ada durian yang khas yaitu durian Menoreh. Kita berharap dengan ditanamnya pohon durian ini, ada kemanfaatan nilai ekonomi untuk masyarakat sekitar," katanya.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023