Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan Indonesia memerlukan sosok pemimpin yang berani dan jujur, terutama dari kalangan pesantren.
"Saya punya optimisme pada Indonesia emas nanti. Indonesia butuh generasi emas dari pesantren, namun pemimpin yang berani dan jujur," kata Mahfud saat menyampaikan tausiah kebangsaan di Pondok Pesantren Al-Falah, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu malam (24/9).
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Jember, Senin, Mahfud mengatakan saat ini sudah banyak pemimpin Indonesia lahir dari pondok pesantren.
"Pada zaman modern ini, sudah banyak jebolan pondok pesantren yang menjadi pemimpin. Bahkan, ada juga pemimpin jebolan ponpes. Kenapa bisa begitu? Karena Indonesia sudah merdeka," tambahnya.
Baca juga: Ini penjelasan Menkopolhukam tentang status tanah di Pulau Rempang
Baca juga: Menkopolhukam minta Indobuildco kosongkan lahan Hotel Sultan
Oleh karena itu, dia mengajak setiap orang yang hadir di Ponpes Al-Falah Jember, terutama para santri dan santriwati, untuk memberanikan diri belajar menjadi calon pemimpin yang bersih.
Dalam tausiah kebangsaan itu, Mahfud MD mengulas terkait Bendera Merah Putih yang dipegang para santri dan santriwati ponpes asuhan K. H. Abdul Muqiet Arief itu.
"Bendera yang Anda pegang itu lambang bahwa Indonesia sudah merdeka. Negara ini berdaulat. Semua santri menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin yang merah dan putih," katanya.
Dia menjelaskan merah berarti berani. Namun, kata Mahfud, untuk menjadi pemimpin tidak cukup bersikap berani, tapi juga harus jujur dan bersih.
"Sedangkan putih, (berarti) berani karena benar. Untuk itu, mari berani menjadi pemimpin yang putih dan melawan kebatilan," tegas Mahfud MD.
Baca juga: Menkopolhukam nilai Polri bekerja cermat dalam tangani kasus Panji Gumilang
Sementara itu, Bupati Jember Hendy Siswanto bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Jember ikut menghadiri acara silaturahim kebangsaan tersebut.
"Selamat datang, Pak Mahfud, di Jember; karena Jember itu artinya 'jembatan menuju berkah'. Insyaallah, Pak Mahfud semakin berkah jika sudah mampir ke Jember," kata Hendy.
Hendy menyebutkan ada jutaan warga dan ratusan pesantren di Jember. Sehingga, dengan banyaknya pesantren itu, tausiah yang disampaikan Mahfud MD akan berperan besar dalam merawat kehidupan berbangsa dan bernegara.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Saya punya optimisme pada Indonesia emas nanti. Indonesia butuh generasi emas dari pesantren, namun pemimpin yang berani dan jujur," kata Mahfud saat menyampaikan tausiah kebangsaan di Pondok Pesantren Al-Falah, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu malam (24/9).
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Kabupaten Jember, Senin, Mahfud mengatakan saat ini sudah banyak pemimpin Indonesia lahir dari pondok pesantren.
"Pada zaman modern ini, sudah banyak jebolan pondok pesantren yang menjadi pemimpin. Bahkan, ada juga pemimpin jebolan ponpes. Kenapa bisa begitu? Karena Indonesia sudah merdeka," tambahnya.
Baca juga: Ini penjelasan Menkopolhukam tentang status tanah di Pulau Rempang
Baca juga: Menkopolhukam minta Indobuildco kosongkan lahan Hotel Sultan
Oleh karena itu, dia mengajak setiap orang yang hadir di Ponpes Al-Falah Jember, terutama para santri dan santriwati, untuk memberanikan diri belajar menjadi calon pemimpin yang bersih.
Dalam tausiah kebangsaan itu, Mahfud MD mengulas terkait Bendera Merah Putih yang dipegang para santri dan santriwati ponpes asuhan K. H. Abdul Muqiet Arief itu.
"Bendera yang Anda pegang itu lambang bahwa Indonesia sudah merdeka. Negara ini berdaulat. Semua santri menyiapkan diri untuk menjadi pemimpin yang merah dan putih," katanya.
Dia menjelaskan merah berarti berani. Namun, kata Mahfud, untuk menjadi pemimpin tidak cukup bersikap berani, tapi juga harus jujur dan bersih.
"Sedangkan putih, (berarti) berani karena benar. Untuk itu, mari berani menjadi pemimpin yang putih dan melawan kebatilan," tegas Mahfud MD.
Baca juga: Menkopolhukam nilai Polri bekerja cermat dalam tangani kasus Panji Gumilang
Sementara itu, Bupati Jember Hendy Siswanto bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Jember ikut menghadiri acara silaturahim kebangsaan tersebut.
"Selamat datang, Pak Mahfud, di Jember; karena Jember itu artinya 'jembatan menuju berkah'. Insyaallah, Pak Mahfud semakin berkah jika sudah mampir ke Jember," kata Hendy.
Hendy menyebutkan ada jutaan warga dan ratusan pesantren di Jember. Sehingga, dengan banyaknya pesantren itu, tausiah yang disampaikan Mahfud MD akan berperan besar dalam merawat kehidupan berbangsa dan bernegara.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023