Institut Pertanian Bogor (IPB) University menggelar festival Bunga dan Buah Nusantara ke-10 untuk memberi semangat kepada petani dan pebudidaya lokal Indonesia memperbanyak produksi ragam buah dan tanaman hias kualitas unggul yang tidak kalah dengan produk impor.
"Ini tujuannya untuk membangkitkan semangat kita, memproduksi bunga dan buah kita yang ada di Tanah Air ini. Saat ini kita berusaha menghasilkan varietas-varietas unggul," kata Rektor IPB University Arif Satria usai membuka kegiatan tersebut, di IPB Baranangsiang, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Arif menyampaikan bahwa IPB telah berkontribusi menggeliatkan produksi buah dan bunga Nusantara dengan baik, melalui teknologi-teknologi pertanian yang dihasilkan para peneliti.
Baca juga: IPB-Pemkab Bogor akan selenggarakan FBBN 2019 di Stadion Pakansari
Baca juga: Bima Harapkan Festival Buah Dongkrak Kunjungan Wisata
Untuk varietas bunga, IPB sudah meluncurkan benih tanaman Marigold yang bunganya biasa dipakai umat Hindu beribadah.
Arif menjelaskan bahwa benih tanaman Marigold selama ini masih diimpor dari negara luar. Kini, kata dia, IPB telah memiliki varietas sendiri dari warna kuning menjadi warna merah atau putih.
Tanaman dan bunga tersebut bisa digunakan untuk ibadah, makanan atau minuman seperti teh.
Sementara untuk buah, pepaya california IPB telah diekspor ke 11 negara dan nanas ke tiga negara. Pemasaran buah Indonesia, lanjutnya menjelaskan semakin hari semakin luas, seiring dengan kualitas baik yang ditawarkan kepada konsumen di luar negeri.
Baca juga: Festival Bunga Buah Nusantara Libatkan 10.000 Peserta
Arif mengungkapkan, bahwa yang penting ke depan adalah memberikan iklim kondusif untuk melindungi buah-buah Nusantara, agar petani-petani Indonesia bergairah memproduksi hortikultur.
Pemerintah bersama IPB dan lembaga terkait juga perlu terus membuka pasar di dalam dan luar negeri bagi produk-produk petani lokal Indonesia.
"Perlindungan ini saya kira ini sangat penting untuk membatasi dan mengendalikan laju impor buah-buah. Karena impor membuat petani-petani kita tidak semangat untuk memproduksi," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023