Cikarang, Bekasi (Antara Megapolitan) - Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (DPPK) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengatakan nelayan di Kecamatan Muaragembong tidak melaut dikarenakan cuaca buruk dan akibat pembuangan limbah dari perusahaan di daerah setempat.

"Laporan keterkaitan cuaca buruk, limbah ini sudah diterimanya dan akan ditindak lanjuti guna mendapatkan solusi terbaik," kata Kepala Bidang DPPK Kabupaten Bekasi, Atang di Kabupaten Bekasi, Kamis.

Jika hanya dikarenakan cuaca buruk diikuti angin kencang sudah menjadi hal biasa pada bulan Desember. Tetapi jika tangkapan ikan menurun dikarenakan limbah perusahaan ini perlu ada evaluasi dan pengecekan kadar air laut.

Tentu ini menjadi masalah utama kehidupan laut yang menghasilkan ikan berkualitas. Untuk itu perlunya pengecekan langsung dan melakukan perkiraan kerusakan yang ditimbulkan.

Dikarenakan menurut informasi dari nelayan setempat hasil tangkapan sudah menurun dengan salah satu faktor pembuangan limbah besar-besaran oleh pemilik perusahaan yang berupa B3 tanpa pengolahan atau sterilisasi.

Menurut dia, permasalahan ini sudah dilimpahkan ke dinas lingkungan hidup guna memberikan efek jera kepada pengusaha yang melakukan pelanggaran dengan limbah yang dihasilkan.

"Tetapi hingga saat ini belum ada tanggapan dan solusi terbaik, permasalahan ini menjadi sorotan utama dikarenakan dari tahun ke tahun menjadi pokok masalahnya," katanya.

Ia menambahkan nelayan di Kecamatan Muaragembong tetap melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa, dengan menangkap ikan di tepi pantai menggunakan jala, perangkap bubu, maupun mencari kepiting karang.

Cuaca buruk ini tidak dapat diprediksi dikarenakan iklim di Indonesia untuk saat ini bisa berubah sewaktu-waktu. Untuk itu akan terus melakukan hubungan dengan Badan Meteorologi Jawa Barat guna mengetahui arah angin.

Ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada masyarakat nelayan guna melakukan aktivitas sehari-hari dengan menangkap ikan.

Tetapi guna menambahkan penghasilan, jauh-jauh hari nelayan juga melakukan pembibitan ikan air laut menggunakan tambak jaring yang ada di sekitar pantai dengan air tenang.

"Dengan adanya penambahan itu hanya dapat digunakan beberapa bulan kedepan," katanya.

Lanjut Atang menjelaskan nelayan harus bersabar dengan keadaan cuaca yang saat ini ditengarai ketinggian ombak mencapai tiga meter dan angin kencang yang dapat membalikkan kapal nelayan.

Sedangkan untuk limbah akan dilakukan pengawalan guna mendapat respon dari pemerintah daerah maupun pusat guna memberikan solusi terbaik dan bukan berupa janji.

Pewarta: Mayolus Fajar D

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016