Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas, Jakarta, dapat menjadi contoh bagi pengembangan infrastruktur transportasi yang mengedepankan sinergi.

"Tidak mungkin kami membangun transportasi, tetapi tidak ada integrasi antarmoda. Maka, jadikan tempat ini menjadi massal dan menjadi percontohan bagi tempat-tempat lain," kata Menhub dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya pada Rabu, Menhub bersama Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meresmikan JPM Dukuh Atas tersebut.

Menhub pun menyampaikan apresiasi kepada Heru dan seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan JPM Dukuh Atas tersebut.

Baca juga: Menhub Budi Karya tekankan Indonesia harus berperan sebagai pengekspor motor listrik ke pasar global

"Ini menjadi bukti nyata bahwa melalui upaya bersama kita dapat mewujudkan pembangunan dan pengembangan konektivitas infrastruktur transportasi yang terintegrasi, aman, nyaman, dan selamat," ujar Menhub.

Sementara itu, Heru, selain mengucapkan terima kasih atas dukungan pemerintah pusat dalam mewujudkan sinergi dalam merampungkan pembangunan JPM Dukuh Atas, juga menitipkan agar aset ini dijaga keberadaannya.

"Ini bisa dimanfaatkan bagi masyarakat yang bermobilitas untuk melanjutkan perjalanannya dengan moda transportasi publik yang telah terhubung melalui JPM ini. Saya ucapkan terima kasih kepada Menteri Perhubungan atas kebijakannya. Saya juga berterima kasih kepada Menteri PUPR yang telah memberikan perizinan terkait perlintasan. Semoga JPM Dukuh Atas dapat bermanfaat untuk kita semua," ujar Heru.

Baca juga: Menhub ungkap aspek kenyamanan LRT Jabodebek tengah disempurnakan sebelum beroperasi

Sedangkan, Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat mencatat bahwa sejak dioperasikan pada Senin (28/8/2023), jembatan itu telah dilewati oleh sekitar 70 ribu orang.

Ia menjelaskan JPM Dukuh Atas tersebut dibangun atas penugasan dari Kemenhub kepada MRT Jakarta dengan pendanaan menggunakan skema creative financing, yaitu tidak menggunakan APBD maupun APBN.

Jembatan sepanjang 235 meter tersebut merupakan salah satu bagian utama dalam pengembangan kawasan berorientasi transit Dukuh Atas.

"Meskipun disebut jembatan, secara teknis konstruksi bangunannya bukan jembatan. JPM ini didesain sebagai bangunan selain untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas pejalan kaki, juga berfungsi menghadirkan berbagai fitur lainnya seperti gerai makanan dan minuman hingga tempat tujuan wisata," kata Tuhiyat.

Baca juga: Menhub: revitalisasi Bandara Soekarno-Hatta tingkatkan kapasitas dan produktivitas

Menurutnya, JPM Dukuh Atas dibangun dengan prinsip pengembangan konektivitas antarmoda, ruang publik inklusif, dan enriching urban experience sehingga diharapkan dapat menjadi identitas dan tujuan baru perkotaan.

Pengembangan area Dukuh Atas dilakukan lantaran kawasan itu menjadi salah satu kawasan tersibuk dengan lima moda transportasi publik (MRT Jakarta, LRT Jabodebek, kereta commuter line, kereta bandara, dan BRT TransJakarta) serta titik prioritas angkutan daring.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023