Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 26 Rawamangun, Jakarta Timur menyediakan layanan konversi  mesin kendaraan dari berbahan bakar minyak (BBM) menjadi kendaraan berpenggerak listrik (baterai).

Layanan tersebut merupakan program kerja sama antara Dinas Pendidikan DKI Jakarta dengan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya.

"Program konversi kendaraan listrik ini diinisiasi PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya melalui PLN Peduli. Ini merupakan bentuk kepedulian PLN terhadap dunia pendidikan," kata General Manager PLN UID Jakarta Raya Lasiran saat meninjau proyek itu di SMKN 26 Jakarta, Rabu.

Saat ini, kata dia, pemerintah sedang gencar mendorong masyarakat  menggunakan kendaraan bertenaga listrik guna menekan polusi udara, khususnya di Jakarta.

Baca juga: Kementerian ESDM implementasikan program KBLBB melalui konversi motor listrik kejar NZE 2060

"Makanya, kami mendorong, mendukung, bahkan membiayai beberapa sekolah salah satunya SMKN 26 ini untuk mengikuti program konversi dari kendaraan yang berbahan bakar BBM ke listrik," tuturnya.

Tujuannya, untuk memberikan pengetahuan, memberikan pengalaman kepada para pelajar, sehingga mereka tahu mobil listrik itu apa.

Selain itu, mendorong SMK ini bisa berpartisipasi dan mendorong penggunaan kendaraan listrik.

"Saat ini eranya mobil listrik, jadi ya bisa berpartisipasi barangkali bisa menjadi bagian industri mobil listrik yang bisa digunakan masyarakat. Kami dari PLN mendukung itu," kata Lasiran.

Baca juga: Kementerian ESDM ungkapkan penyebab masih minimnya permohonan konversi sepeda motor listrik

Kepala Sekolah SMKN 26 M Bakri Akkas mengatakan untuk mengubah  kendaraan mobil berbahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan bertenaga listrik merupakan sesuatu yang sangat signifikan untuk peningkatan pemahaman ke anak-anak.

"Kami sangat bangga, sangat beruntung. Anak-anak juga merasa bangga," ujarnya.

Menurut dia, program pemerintah untuk penggunaan kendaraan bertenaga listrik sangat baik karena tidak ada polusi udara.

Saat ini, proyek konversi kendaraan berbahan bakar minyak ke bertenaga listrik sudah mencapai 70 persen.

"Mudah-mudahan timeline-nya sudah bisa diatur, bisa tercapai, bisa sesuai rencana tiga bulan. Saat ini sudah berjalan dua bulan," kata Bakri.

Baca juga: Kementerian ESDM terus gencarkan program konversi sepeda motor BBM jadi listrik

Sementara itu, guru kejuruan listrik SMKN 26, Rizky mengatakan para pelajar mengkonversi motor mesin dari mobil sport offroad dengan jarak tempuh 180 kilometer dengan daya baterai 70 volt dengan kecepatan 70 kilometer/jam.

"Untuk pemakaian sendiri, jarak tempuh juga tergantung pemakaian. Rata-rata jarak tempuh itu 180 kilometer untuk satu kali pengisian baterai dengan waktu sekitar delapan jam. Kita belum menggunakan pengisian cepat (fast charging) karena untuk menjaga usia baterai itu sendiri," kata Rizky.

Pewarta: Syaiful Hakim

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023