Pemerintah Kota Bandung segera mengeluarkan Biaya Tak Terduga (BTT) untuk penanganan sampah termasuk membentuk Satgas Kedaruratan Sampah dalam menyikapi kebakaran di TPA Sarimukti yang sudah berlangsung dalam beberapa hari terakhir.
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan bahwa hal ini juga sebagai respon atas ketetapan Gubernur Jawa Barat yang menyatakan Bandung Raya dalam kondisi darurat sampah sejak tanggal 24 Agustus 2023 lalu.
"Oleh karena itu, kami akan mengeluarkan Keputusan Plh Wali Kota yang berkaitan dengan penggunaan BTT karena beririsan dengan penggunaan anggaran dan lain sebagainya. Selain itu, kami akan merancang Satgas Kedaruratan Sampah, yang In syaa Allah hari Senin sudah selesai," kata Ema dalam keterangan di Bandung, Minggu.
Baca juga: DLH minta stakeholder di Bandung berperan aktif sikapi kebakaran TPA Sarimukti sejak 19 Agustus
Ema menjelaskan bahwa anggaran BTT itu dikeluarkan dengan keharusan dilakukan dalam kondisi kedaruratan.
"Seperti saat ini, kita sama-sama tidak menduga bahwa akan terjadi bencana di TPA Sarimukti," ucapnya.
Terkait pembentukan Satgas Penanganan Kedaruratan Sampah, Ema menerangkan Pemkot Bandung berkaca pada kesuksesan penanganan pandemi COVID-19, di mana pada saat itu juga dibentuk Satgas.
"Satgas Penanganan Kedaruratan Sampah ini nantinya akan berisi jajaran dari Pemkot Bandung dan juga Forkopimda Kota Bandung," tuturnya.
Baca juga: 300 ton sampah di Kota Bandung tak terangkut ke TPA tiap hari
Langkah-langkah ini, kata Ema, dikarenakan juga saat ini 95 persen Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Kota Bandung dalam kondisi overload, dan Pemkot menyikapinya dengan penanganan melalui pola substitusi.
Dengan kebakaran TPA Sarimukti yang dikabarkan masih berlangsung dan diupayakan penanganan dengan rekayasa cuaca dan bom air yang mengakibatkan masih ditutupnya fasilitas itu, Ema mengaku mendapat informasi pengiriman sampah ke TPA Sarimukti bisa dilakukan mulai Senin (28/8) meski belum maksimal.
"Memang belum bisa digunakan sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Namun, berdasarkan catatan yang semoga ini akurat, nanti mulai hari Senin, 98 dari 241 ritase truk sampah dari Kota Bandung bisa mengakses TPA Sarimukti. Nah, tetapi masih ada lebih dari seratus truk yang belum bisa mengangkut sampah ke sana," ujar Ema.
Baca juga: Pemkot Bandung Nunggak Pengelolaan Sampah Rp2,6 Miliar
Sebanyak 98 ritase truk sampah ini merupakan kuota untuk Pemkot Bandung dapat mengakses pembuangan sampah ke TPA Sarimukti pasca kebakaran.
Karena belum maksimal, Ema memohon kepada masyarakat Kota Bandung untuk berkolaborasi menangani masalah sampah secara bersama-sama, salah satunya dengan menerapkan program Kang Pisman di rumah masing-masing.
"Kami mohon kepada masyarakat untuk sama-sama bijak. Kita tahan dulu sampah sampai hari Minggu, dan semoga hari Senin, ini bisa perlahan normal kembali," kata Ema.
Dengan berbagai upaya optimalisasi, Ema memastikan sampah-sampah yang menumpuk di TPS tidak sampai berserakan di jalan raya yang menjadi pemandangan tidak mengenakan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan bahwa hal ini juga sebagai respon atas ketetapan Gubernur Jawa Barat yang menyatakan Bandung Raya dalam kondisi darurat sampah sejak tanggal 24 Agustus 2023 lalu.
"Oleh karena itu, kami akan mengeluarkan Keputusan Plh Wali Kota yang berkaitan dengan penggunaan BTT karena beririsan dengan penggunaan anggaran dan lain sebagainya. Selain itu, kami akan merancang Satgas Kedaruratan Sampah, yang In syaa Allah hari Senin sudah selesai," kata Ema dalam keterangan di Bandung, Minggu.
Baca juga: DLH minta stakeholder di Bandung berperan aktif sikapi kebakaran TPA Sarimukti sejak 19 Agustus
Ema menjelaskan bahwa anggaran BTT itu dikeluarkan dengan keharusan dilakukan dalam kondisi kedaruratan.
"Seperti saat ini, kita sama-sama tidak menduga bahwa akan terjadi bencana di TPA Sarimukti," ucapnya.
Terkait pembentukan Satgas Penanganan Kedaruratan Sampah, Ema menerangkan Pemkot Bandung berkaca pada kesuksesan penanganan pandemi COVID-19, di mana pada saat itu juga dibentuk Satgas.
"Satgas Penanganan Kedaruratan Sampah ini nantinya akan berisi jajaran dari Pemkot Bandung dan juga Forkopimda Kota Bandung," tuturnya.
Baca juga: 300 ton sampah di Kota Bandung tak terangkut ke TPA tiap hari
Langkah-langkah ini, kata Ema, dikarenakan juga saat ini 95 persen Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Kota Bandung dalam kondisi overload, dan Pemkot menyikapinya dengan penanganan melalui pola substitusi.
Dengan kebakaran TPA Sarimukti yang dikabarkan masih berlangsung dan diupayakan penanganan dengan rekayasa cuaca dan bom air yang mengakibatkan masih ditutupnya fasilitas itu, Ema mengaku mendapat informasi pengiriman sampah ke TPA Sarimukti bisa dilakukan mulai Senin (28/8) meski belum maksimal.
"Memang belum bisa digunakan sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Namun, berdasarkan catatan yang semoga ini akurat, nanti mulai hari Senin, 98 dari 241 ritase truk sampah dari Kota Bandung bisa mengakses TPA Sarimukti. Nah, tetapi masih ada lebih dari seratus truk yang belum bisa mengangkut sampah ke sana," ujar Ema.
Baca juga: Pemkot Bandung Nunggak Pengelolaan Sampah Rp2,6 Miliar
Sebanyak 98 ritase truk sampah ini merupakan kuota untuk Pemkot Bandung dapat mengakses pembuangan sampah ke TPA Sarimukti pasca kebakaran.
Karena belum maksimal, Ema memohon kepada masyarakat Kota Bandung untuk berkolaborasi menangani masalah sampah secara bersama-sama, salah satunya dengan menerapkan program Kang Pisman di rumah masing-masing.
"Kami mohon kepada masyarakat untuk sama-sama bijak. Kita tahan dulu sampah sampai hari Minggu, dan semoga hari Senin, ini bisa perlahan normal kembali," kata Ema.
Dengan berbagai upaya optimalisasi, Ema memastikan sampah-sampah yang menumpuk di TPS tidak sampai berserakan di jalan raya yang menjadi pemandangan tidak mengenakan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023