Sukabumi (Antara Megapolitan) - Ribuan nelayan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terpaksa harus menganggur atau tidak bisa melaut karena minimnya hasil tangkapan ikan pada musim angin barat yang disertai paceklik ikan.

"Saat ini gelombang cukup tinggi ditambah kuantitas ikan laut sangat minim, sehingga sekitar 50 persen dari 14 ribu nelayan di Kabupaten Sukabumi menganggur," kata Senior Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sukabumi, Tendi Sudama kepada Antara di Sukabumi, Jumat.

Menurutnya, untuk nelayan menganggur ada sekitar 7 ribu orang, sementara yang beralih profesi seperti menjadi tukang ojek, kuli bangunan, atau buruh harian lepas sekitar 2.800 orang dan sisanya nelayan tetap melaut tetapi mayoritas tidak di wilayah perairan laut Sukabumi.

Akibat minimnya produksi ikan laut, nelayan yang tetap melaut menjadi andon atau melaut di perairan laut daerah lain seperti di Cilacap, Jawa Tengah, Binuangen, Banten dan beberapa perairan laut lainnya di Indonesia yang kuantitas ikannya masih tinggi.

Selain itu, banyak juga nelayan yang menjadi pedagang ikan seperti di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kabupaten Sukabumi dan ikan yang dipasarkannya pun mayoritas bukan dari hasil tangkapan nelayan Sukabumi, tetapi dari beberapa daerah seperti Jakarta, Banten dan Jateng.

"Sudah menjadi siklus tahunan musim paceklik ikan seperti ini, namun dibandingkan beberapa tahun ke belakang tahun ini musim pacekliknya lebih panjang dan parah," tambahnya.

Tendi mengatakan akibat tidak bisa melaut banyak nelayan yang berhutang kepada "juragan kapal" atau koperasi, sehingga hutang mereka menumpuk dan baru bisa dibayarkan setelah musim paceklik berakhir.

Diperkirakan, musim seperti ini akan terjadi hingga April 2017, walaupun banyak nelayan yang memaksakan tetap melaut tetapi hasilnya tidak mencukupi dari biaya operasionalnya.

"Masih ada nelayan yang tetap melaut di sekitar perairan laut Sukabumi, tetapi hasil tangkapan ikannya terbatas bahkan harus merugi karena biaya operasionalnya lebih besar dibandingkan hasil tangkapannya," katanya.

Sementara, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, Abdul Kodir mengatakan akibat musim paceklik ikan ini banyak nelayan Kabupaten Sukabumi yang meminta surat izin kepada pihaknya untuk menjadi nelayan andon.

Adapun daerah tujuan seperti Pacitan di Jatim, Cilacap di Jateng dan Binuangen di Banten. Selain itu, untuk memenuhi persediaan ikan laut, pihaknya juga mendatangkan ikan dari daerah lain seperti DKI Jakarta dan beberapa daerah yang hasil tangkapan ikannya masih bagus.

"Akibat minimnya hasil tangkapan tersebut juga mempengaruhi terhadap harga ikan laut yang semakin mahal yang kenaikan dari 50 persen hingga 100 persen," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016