Bekasi (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Jawa Barat kesulitan untuk mengatasi banjir akibat luapan Sungai Citarum yang terjadi di wilayah itu.
Kewenangan pengelolaan sungai tersebut ada ditangan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citarum, kata Wakil Bupati Bekasi Rohim Mintareja di Kabupaten Bekasi, Rabu.
Menurut dia, banjir yang terjadi hingga saat ini bukan karena hujan di Bekasi melainkan kiriman. Setiap banjir besar di hulu sungai Citarum berdampak langsung di daerahnya.
Ini dikarenakan Karawang dan Bekasi yang dilalui Sungai Citarum dan selalu terkena dampak dari kiriman.
Sedangkan daerah yang sering menjadi langganan banjir diantaranya Cikarang Timur, Kedungwaringin, Pebayuran, Cabangbungin, dan Muaragembong.
Dampak yang ditimbulkan oleh banjir kiriman ini melanda pemukiman, sekolah dan bangunan pemerintahan yang ada di daerah tersebut.
Daerah langganan banjir ini memang cukup landai dengan grafik cekungan sehingga air susah untuk mengalir.
Guna melakukan antisipasi perlu pembuatan aliran air disertai alat penyedot otomatis agar disaat banjir dapat berfungsi secara maksimal.
Ia menambahkan dalam upaya penganangan banjir sebetulnya sudah dibahas di tingkat nasional sejak dua tahun lalu. Hanya saja hingga saat ini belum ditindaklanjuti.
"Jadi dua tahun lalu saya sudah mengikuti rapat penanganan banjir kali Citarum di Bogor dengan Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa Barat," katanya.
Ia mengatakan saat itu alokasi anggaran yang digunakan untuk antisipasi bahaya banjir tidak cukup bila digunakan untuk membangun resapan air yang berada di lima daerah pemerintahnya.
Untuk Guna menyelesaikan permasalahan ini bisa dilakukan dengan membangun bumbung guna menahan air agar tidak terus mengalir ke lima daerah itu, katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
Kewenangan pengelolaan sungai tersebut ada ditangan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citarum, kata Wakil Bupati Bekasi Rohim Mintareja di Kabupaten Bekasi, Rabu.
Menurut dia, banjir yang terjadi hingga saat ini bukan karena hujan di Bekasi melainkan kiriman. Setiap banjir besar di hulu sungai Citarum berdampak langsung di daerahnya.
Ini dikarenakan Karawang dan Bekasi yang dilalui Sungai Citarum dan selalu terkena dampak dari kiriman.
Sedangkan daerah yang sering menjadi langganan banjir diantaranya Cikarang Timur, Kedungwaringin, Pebayuran, Cabangbungin, dan Muaragembong.
Dampak yang ditimbulkan oleh banjir kiriman ini melanda pemukiman, sekolah dan bangunan pemerintahan yang ada di daerah tersebut.
Daerah langganan banjir ini memang cukup landai dengan grafik cekungan sehingga air susah untuk mengalir.
Guna melakukan antisipasi perlu pembuatan aliran air disertai alat penyedot otomatis agar disaat banjir dapat berfungsi secara maksimal.
Ia menambahkan dalam upaya penganangan banjir sebetulnya sudah dibahas di tingkat nasional sejak dua tahun lalu. Hanya saja hingga saat ini belum ditindaklanjuti.
"Jadi dua tahun lalu saya sudah mengikuti rapat penanganan banjir kali Citarum di Bogor dengan Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa Barat," katanya.
Ia mengatakan saat itu alokasi anggaran yang digunakan untuk antisipasi bahaya banjir tidak cukup bila digunakan untuk membangun resapan air yang berada di lima daerah pemerintahnya.
Untuk Guna menyelesaikan permasalahan ini bisa dilakukan dengan membangun bumbung guna menahan air agar tidak terus mengalir ke lima daerah itu, katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016