Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, mendeteksi sebanyak 1.985 titik panas terpantau di seluruh wilayah Kalbar.
"Berdasarkan pantauan sebaran titik panas di Kalbar tanggal 29 Juli 2023 dari sensor VIIRS dan MODIS pada satelit Polar memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan, di mana terpantau sebanyak 1.985 titik panas yang tersebar di seluruh wilayah Kalbar," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio, Pontianak, Sutikno dihubungi di Sungai Raya, Minggu.
Dia menjelaskan satelit Polar mendeteksi suhu yang lebih panas dibanding suhu sekitarnya dan observasi ini dilakukan pada siang dan malam hari untuk masing-masing satelit.
Baca juga: BMKG deteksi 26 titik panas tersebar di Kaltim
Pada daerah yang tertutup awan atau blank zone, hotspot atau titik panas di wilayah tersebut tidak bisa dideteksi.
Berdasarkan pantauan 1.985 titik panas tersebut, kata Sutikno, yang terbanyak berada di Kabupaten Sanggau sebanyak 483 titik, kemudian Sintang 268 titik, Kapuas Hulu 247 titik, Ketapang 223 titik, Landak 213 titik, Sekadau 135 titik, Melawi 110 titik, Bengkayang 83 titik, Sambas 58 titik, Mempawah 28 titik, Kayong Utara 26 titik, Kubu Raya 15 titik serta Kota Pontianak dan Kota Singkawang masing-masing tiga titik.
Dengan sebaran titik panas yang cukup banyak tersebut, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kota Pontianak sekitarnya mulai terasa pada malam hingga pagi hari.
Namun, untuk jarak pandang di Supadio, Pontianak, pada tiga hari terakhir umumnya masih lebih dari satu kilometer.
Baca juga: 13 titik panas terdeteksi tersebar di Kalimantan Timur
"Kami mengimbau kepada masyarakat Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, untuk dapat menggunakan masker saat bepergian karena dari pantauan BMKG kondisi udara di Sungai Raya masuk dalam kategori sangat tidak sehat, khususnya pada pagi hari. Sedangkan untuk Kecamatan Jungkat, Kabupaten Mempawah, kualitas udaranya masuk kategori tidak sehat dan daerah lainnya masuk kategori sedang," katanya.
Dengan banyaknya titik api ini, BMKG memberikan peringatan kepada seluruh daerah di Kalbar terhadap potensi bahaya kebakaran hutan dan lahan yang hampir merata di seluruh wilayah Kalbar.
"Dengan curah hujan yang sedikit dan panas yang merata di seluruh wilayah Kalbar, berdasarkan pengamatan yang kita lakukan hari ini, seluruh daerah di Kalbar waspada karhutla, setidaknya hingga satu pekan ke depan" kata Sutikno.
Baca juga: BMKG Balikpapan deteksi delapan titik panas tersebar di Kaltim
Sutikno menambahkan sampai dua hari ke depan, diprediksi belum akan ada curah hujan di seluruh wilayah Kalbar.
Namun, pada tanggal 1 Agustus, diprediksi terjadi hujan disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah Kabupaten Sambas, Kapuas Hulu, Sanggau, Melawi, dan Bengkayang.
"Mengingat cuaca panas yang akan terjadi sampai beberapa hari ke depan, kita imbau masyarakat agar tidak membakar lahan. Untuk masyarakat di sekitar Kubu Raya, Kota Pontianak dan Mempawah diimbau menggunakan masker jika akan bepergian karena kualitas udara mulai tidak sehat, terutama pada malam hingga pagi hari," kata Sutikno.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Berdasarkan pantauan sebaran titik panas di Kalbar tanggal 29 Juli 2023 dari sensor VIIRS dan MODIS pada satelit Polar memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran hutan dan lahan, di mana terpantau sebanyak 1.985 titik panas yang tersebar di seluruh wilayah Kalbar," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio, Pontianak, Sutikno dihubungi di Sungai Raya, Minggu.
Dia menjelaskan satelit Polar mendeteksi suhu yang lebih panas dibanding suhu sekitarnya dan observasi ini dilakukan pada siang dan malam hari untuk masing-masing satelit.
Baca juga: BMKG deteksi 26 titik panas tersebar di Kaltim
Pada daerah yang tertutup awan atau blank zone, hotspot atau titik panas di wilayah tersebut tidak bisa dideteksi.
Berdasarkan pantauan 1.985 titik panas tersebut, kata Sutikno, yang terbanyak berada di Kabupaten Sanggau sebanyak 483 titik, kemudian Sintang 268 titik, Kapuas Hulu 247 titik, Ketapang 223 titik, Landak 213 titik, Sekadau 135 titik, Melawi 110 titik, Bengkayang 83 titik, Sambas 58 titik, Mempawah 28 titik, Kayong Utara 26 titik, Kubu Raya 15 titik serta Kota Pontianak dan Kota Singkawang masing-masing tiga titik.
Dengan sebaran titik panas yang cukup banyak tersebut, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Kota Pontianak sekitarnya mulai terasa pada malam hingga pagi hari.
Namun, untuk jarak pandang di Supadio, Pontianak, pada tiga hari terakhir umumnya masih lebih dari satu kilometer.
Baca juga: 13 titik panas terdeteksi tersebar di Kalimantan Timur
"Kami mengimbau kepada masyarakat Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, untuk dapat menggunakan masker saat bepergian karena dari pantauan BMKG kondisi udara di Sungai Raya masuk dalam kategori sangat tidak sehat, khususnya pada pagi hari. Sedangkan untuk Kecamatan Jungkat, Kabupaten Mempawah, kualitas udaranya masuk kategori tidak sehat dan daerah lainnya masuk kategori sedang," katanya.
Dengan banyaknya titik api ini, BMKG memberikan peringatan kepada seluruh daerah di Kalbar terhadap potensi bahaya kebakaran hutan dan lahan yang hampir merata di seluruh wilayah Kalbar.
"Dengan curah hujan yang sedikit dan panas yang merata di seluruh wilayah Kalbar, berdasarkan pengamatan yang kita lakukan hari ini, seluruh daerah di Kalbar waspada karhutla, setidaknya hingga satu pekan ke depan" kata Sutikno.
Baca juga: BMKG Balikpapan deteksi delapan titik panas tersebar di Kaltim
Sutikno menambahkan sampai dua hari ke depan, diprediksi belum akan ada curah hujan di seluruh wilayah Kalbar.
Namun, pada tanggal 1 Agustus, diprediksi terjadi hujan disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah Kabupaten Sambas, Kapuas Hulu, Sanggau, Melawi, dan Bengkayang.
"Mengingat cuaca panas yang akan terjadi sampai beberapa hari ke depan, kita imbau masyarakat agar tidak membakar lahan. Untuk masyarakat di sekitar Kubu Raya, Kota Pontianak dan Mempawah diimbau menggunakan masker jika akan bepergian karena kualitas udara mulai tidak sehat, terutama pada malam hingga pagi hari," kata Sutikno.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023