Bogor (Antara Megapolitan) - Polri dan TNI di GOR Pajajaran, Bogor, Jawa Barat, Kamis, melaksanakan apel gelar pasukan dengan sandi "Bogor Adem" untuk pengamanan pergerakan massa ke Jakarta pada 4 November 2016.

Apel itu dipimpin Kapolresta Bogor Kota, AKBP Suyudi Ario Seto dan Dandrem 061/Suryakancana Kolonel Agus Mirza,

Pesertanya 600 personel gabungan dari Polresta Bogor Kota, Kodim 0606, Dandim 0621 Kabupaten Bogor, Dandenpom kota/kabupaten, Danlanud ATS, Wakasat Brimob, Danramil kota/kabupaten, serta Kapolsek dari seluruh jajaran Polresta Bogor.

Dandrem 061/Suryakancana Agus Mirza menyampaikan apel gelar pasuka dilaksanakan selain untuk ajang silaturahmi dan menjaga solidaritas antara TNI dan Polri, sekaligus mengawal aksi massa yang akan bergerak menuju Jakarta pada 4 November.

"Fokus untuk pengamanan VVIP sangat penting mengingat Presiden tinggal di Kota Bogor, ini menjadi tugas prioritas untuk menjamin keamanan wilayah, mewujudkan Bogor Adem," katanya.

Agus juga memberikan arahan, agar personel yang terlibat pada pengamanan 4 November untuk meningkatkan koordinasi, loyalitas dan profesionalismenya untuk mewujudkan keamanan di Kota Bogor.

"Bersama-sama kita wujudkan Kota Bogor yang damai dan kondusif," katanya.

Sementara itu, Kapolresta Bogor Kota, AKBP Suyudi Ario Seto menyebutkan, Bogor merupakan wilayah strategis penyangga ibu kota negara. Bogor di perbatasan antara Polda Jawa Barat dan Polda Metro Jaya sehingga menjadi priorits utama untuk menjaga keamanan, dan ketertibannya.

"Mengingat Presiden juga bertempat tinggal di Kota Bogor, menjadi tugas utama kita melakukan pengamanan wilayah," katanya.

Menurut Suyudi, pengamanan VVIP harus lebih diutamaakan, menjaga dan menguatkan sinergi anta institusi yang jadi fokus dari gelar pasukan tersebut.

"Dalam pengamanan aksi bela Islam, aparat harus berada di tengah sesuai tugas kepolisian terutama pada saat pengaman pemberangkatan massa organisasi masyarakat ke Jakarta," katanya.

Pada pengamanan 4 November nanti, lanjut Suyudi, ia berpersan agar seluruh jajarannya melakukan monitor semua kegiatan yang dapat menimbulkan gangguan keamanan terutama kegiatan unjuk rasa Bela Islam.

"Jaga diri dan jangan sampai aparat menjadi pemicu. Lakukan pencegahan preventif terhadap gangguan Kamtibmas," katanya.

Aparat Kepolisian dan TNI juga diingatkan untuk menjaga kekompakan dan solidaritas antar semua lembaga dan institusi yang ada di Kota Bogor.

Berdasarkan informasi dari MUI Kota Bogor, ada sekitar 12 ribu warga Bogor yang akan ikut bergabung dengan aksi damai Bela Islam di Istana Negara pada 4 November.

Pergerakan massa terbagi-bagi, ada yang berangkat secara mandiri menggunakan angkutan umum dan kereta, ada juga yang diakomodasi oleh ormas dengan menggunakan sejumlah bus.

Suyudi mengatakan, pihaknya tidak bisa melarang masyarakat yang ingin ikut menyuarakan aspirasinya karena hal tersebut merupakan hak dasar warga negara.

"Kami hanya bisa mengimbau agar warga tidak ikut dalam aksi tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi," katanya.

Untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas dan memastikan arus lalu lintas lancar dengan adanya pergerakan massa menuju Jakarta, Polresta Bogor Kota melakukan pengamanan dengan menyiagakan personel di titik-titik perbatasan keluar masuk Bogor seperti Tol Bogor-Jakarta, Stasiun dan Terminal Baranangsiang.

"Ada empat titik prioritas pengamanan personel yakni dua gerbang tol, stasiun, dan terminal," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016