Sukabumi (Antara Megapolitan) - Seorang warga miskin di Kampung Cikiwul RT 24/07, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Yati (35) menderita tumor ganas di bagian perutnya selama 12 tahun membutuhkan bantuan untuk pengobatan.
"Awalnya hanya benjolan kecil di bagian perut, tetapi lama kelamaan perut istri saya membesar seperti orang yang tengah mengandung bayi sembilan bulan," kata suami Yati, Riswandi saat ditemui di rumahnya di Desa Cijulang, Kecamatan Jampantengah, Rabu.
Menurutnya, karena keterbatasan ekonomi, untuk pengobatan istrinya pun hanya dengan ala kadarnya saja. Sehingga tumor ganas yang diderita Yati terus membesar.
Ia yang hanya bekerja sebagai buruh serabutan, yang hasil jerih payahnya hanya bisa untuk makan dan jajan anaknya yang duduk di bangku kelas II SMP dan kelas I SD.
Untuk bantuan dari pemerintah pernah ada beberapa tahun lalu, tetapi hanya diberi obat selama tiga bulan dan hingga kini belum ada bantuan lagi. Sehingga, ia hanya bisa pasrah dengan kondisi istri kesayangannya itu.
"Memang pernah ada orang dari Pemkab Sukabumi yang bolak balik datang ke rumah saya yang katanya akan memberikan bantuan, tetapi hingga kini tidak ada realisasinya," tambahnya.
Riswandi dan keluarganya yang tinggal di rumah tidak layak huni hanya bisa berharap ada bantuan dari dermawan untuk membantu pengobatan istrinya tersebut.
Bahkan, ia tidak tega melihat istrinya yang menahan kesakitan di bagian perutnya saat penyakitnya itu kambuh. Bahkan, Yati sudah tidak bisa bekerja berat, karena cepat lelah.
"Saya punya empat anak, yang dua sudah berkeluarga yang dua lagi masih sekolah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Awalnya hanya benjolan kecil di bagian perut, tetapi lama kelamaan perut istri saya membesar seperti orang yang tengah mengandung bayi sembilan bulan," kata suami Yati, Riswandi saat ditemui di rumahnya di Desa Cijulang, Kecamatan Jampantengah, Rabu.
Menurutnya, karena keterbatasan ekonomi, untuk pengobatan istrinya pun hanya dengan ala kadarnya saja. Sehingga tumor ganas yang diderita Yati terus membesar.
Ia yang hanya bekerja sebagai buruh serabutan, yang hasil jerih payahnya hanya bisa untuk makan dan jajan anaknya yang duduk di bangku kelas II SMP dan kelas I SD.
Untuk bantuan dari pemerintah pernah ada beberapa tahun lalu, tetapi hanya diberi obat selama tiga bulan dan hingga kini belum ada bantuan lagi. Sehingga, ia hanya bisa pasrah dengan kondisi istri kesayangannya itu.
"Memang pernah ada orang dari Pemkab Sukabumi yang bolak balik datang ke rumah saya yang katanya akan memberikan bantuan, tetapi hingga kini tidak ada realisasinya," tambahnya.
Riswandi dan keluarganya yang tinggal di rumah tidak layak huni hanya bisa berharap ada bantuan dari dermawan untuk membantu pengobatan istrinya tersebut.
Bahkan, ia tidak tega melihat istrinya yang menahan kesakitan di bagian perutnya saat penyakitnya itu kambuh. Bahkan, Yati sudah tidak bisa bekerja berat, karena cepat lelah.
"Saya punya empat anak, yang dua sudah berkeluarga yang dua lagi masih sekolah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016