Boyolali (Antara Megapolitan) - Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization, FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan sektor pertanian membutuhkan generasi muda, untuk dipersiapkan sebagai masa depan ketahanan pangan.

Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste Mark Smulders di Boyolali, Jawa Tengah, Minggu, menjelaskan pentingnya membuat ketertarikan yang besar pada dunia pertanian pada anak-anak muda.

"Jika kita ingin membuat pertanian lebih produktif, lebih intensif, dan lebih menguntungkan maka kita juga harus memiliki ketertarikan lebih tentang pertanian," kata Mark.

Dia melihat pelaku pertanian di Indonesia saat ini hanya dilakukan oleh orang-orang tua.

Mark memaparkan cara agar para anak muda tertarik terhadap pertanian atau mau menjadi petani ialah dengan menunjukkan bahwa pertanian memberikan keuntungan yang sangat besar.

Pendapatan dari hasil pertanian yang bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulan dan dengan cara-cara pertanian modern yang inovatif serta penggunaan teknologi dalam bertani bisa menjadi hal-hal yang menarik minat anak muda.

"Menurut saya 'poin' utamanya adalah menunjukkan pada anak muda bahwa bertani juga menguntungkan. Bertani bukan pekerjaan membosankan karena akan membuat petani selalu ada kesibukan. Kemudian pengalihan metode pertanian tradisional ke pertanian menggunakan teknologi juga sudah bisa diterapkan saat ini," tutur Mark.

Ia mencontohkan pengembangan teknologi padi Jajar Legowo (Jarwo) Super varietas Inpari 32 yang bisa melipatgandakan hasil produksi beras yang juga menambah dua kali lipat pendapatan bisa diperlihatkan untuk menarik perhatian.

Begitu juga dengan inovasi pertanian Minapadi atau penanaman padi yang dibarengi dengan ternak ikan di lahan yang sama.

Pewarta: Aditya Ramadhan

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016