Bekasi (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengalokasikan dana insentif Rp20 juta untuk setiap unit bank sampah yang beroperasional mulai tahun 2017 di wilayah setempat.
"Pemberian insentif ini untuk mendorong masyarakat mengaktifkan keberadaan bank sampah yang memiliki andil besar dalam meminimalisasi jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Sumurbatu," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Sabtu.
Menurut dia, insentif itu masih relatif kecil jika dibandingkan dengan belanja modal yang kerap dikeluarkan pihaknya untuk keperluan pengangkutan dan pembuangan sampah menuju TPA Sumurbatu.
Rahmat mengatakan, pihaknya menargetkan realisasi 1.000 unit bank sampah yang beroperasional di setiap RW pada 2017.
"Maka total insentif untuk 1.000 bank sampah tersebut berkisar Rp200 miliar," katanya.
Dikatakan Rahmat, jika uang sebesar itu digunakan untuk pembelian truk sampah, hanya dapat sekitar 60 unit, belum termasuk pembelanjaan perlengkapannya seperti onderdil, bahan bakar, dan penggajian supir.
Rahmat mengatakan, kehadiran bank sampah yang saat ini jumlahnya baru berkisar 400 unit telah berkontribusi menekan tumpukan sampah yang diangkut ke TPA Sumurbatu hingga 30 persen dari rata-rata 1.700 ton/hari.
"Jika jumlah unit bank sampahnya sudah lebih banyak, tentunya akan makin banyak volume sampah yang bisa direduksi sehingga lahan pembuangan di TPA Sumur Batu tidak terus diperluas," katanya.
Rahmat mengatakan, penanggulangan masalah sampah dengan pembenahan di hilir berupa perluasan lahan TPA hanya akan menghabiskan dana besar setiap tahunnya, sehingga kebijakan itu perlu diimbangi dengan penanggulangan di hulu.
"Pemerintah sudah habis banyak uang untuk keperluan perluasan lahan TPA. Namun langkah tersebut tidak menghasilkan perubahan apa pun. Beda jika uangnya diberikan ke bank sampah, perubahan budaya dan karakter warga yang diharapkan bisa terwujud karena semua akan terdorong bijak memilah dan mengelola sampah yang sebenarnya masih bernilai sebelum semuanya dibuang," katanya.
Dengan kehadiran bank sampah, kata dia, barang-barang yang masih bernilai jual atau diolah menjadi sesuatu yang berharga bisa tetap termanfaatkan, sementara sampah rumah tangga yang cenderung basah diangkut ke TPA Sumurbatu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Pemberian insentif ini untuk mendorong masyarakat mengaktifkan keberadaan bank sampah yang memiliki andil besar dalam meminimalisasi jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Sumurbatu," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Sabtu.
Menurut dia, insentif itu masih relatif kecil jika dibandingkan dengan belanja modal yang kerap dikeluarkan pihaknya untuk keperluan pengangkutan dan pembuangan sampah menuju TPA Sumurbatu.
Rahmat mengatakan, pihaknya menargetkan realisasi 1.000 unit bank sampah yang beroperasional di setiap RW pada 2017.
"Maka total insentif untuk 1.000 bank sampah tersebut berkisar Rp200 miliar," katanya.
Dikatakan Rahmat, jika uang sebesar itu digunakan untuk pembelian truk sampah, hanya dapat sekitar 60 unit, belum termasuk pembelanjaan perlengkapannya seperti onderdil, bahan bakar, dan penggajian supir.
Rahmat mengatakan, kehadiran bank sampah yang saat ini jumlahnya baru berkisar 400 unit telah berkontribusi menekan tumpukan sampah yang diangkut ke TPA Sumurbatu hingga 30 persen dari rata-rata 1.700 ton/hari.
"Jika jumlah unit bank sampahnya sudah lebih banyak, tentunya akan makin banyak volume sampah yang bisa direduksi sehingga lahan pembuangan di TPA Sumur Batu tidak terus diperluas," katanya.
Rahmat mengatakan, penanggulangan masalah sampah dengan pembenahan di hilir berupa perluasan lahan TPA hanya akan menghabiskan dana besar setiap tahunnya, sehingga kebijakan itu perlu diimbangi dengan penanggulangan di hulu.
"Pemerintah sudah habis banyak uang untuk keperluan perluasan lahan TPA. Namun langkah tersebut tidak menghasilkan perubahan apa pun. Beda jika uangnya diberikan ke bank sampah, perubahan budaya dan karakter warga yang diharapkan bisa terwujud karena semua akan terdorong bijak memilah dan mengelola sampah yang sebenarnya masih bernilai sebelum semuanya dibuang," katanya.
Dengan kehadiran bank sampah, kata dia, barang-barang yang masih bernilai jual atau diolah menjadi sesuatu yang berharga bisa tetap termanfaatkan, sementara sampah rumah tangga yang cenderung basah diangkut ke TPA Sumurbatu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016