Jakarta (Antara Megapolitan) - Ketua Pembina Yayasan Universitas Pancasila (UP), Siswono Yudo Husodo menyatakan kita perlu menonjolkan eksistensi Bahasa Indonesia didunia internasional.

"Bangsa Indonesia harus bangga dengan bahasanya sendiri," kata Siswono ketika diitemui dalam perayaan HUT Universitas Pancasila ke-50 tahun, di kampus UP, Jakarta, Jumat.

Siswono mengajak para pemuda pada hari Sumpah Pemuda ini untuk bangga menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bahasa telah bisa menyatukan bangsa Indonesia.

"Walaupun mengakar pada bahasa melayu tetapi ini bukan merupakan kesukuan," katanya.

Bahasa Indonesia katanya lebih banyak digunakan dibandingkan dengan negara di eropa seperti Jerman ataupun Belanda, jadi bisa saja diperjuangkan sebagai bahasa internasional.

Apalagi saat ini kata mantan Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Nasional (HKTI) pusat perekonomian dunia telah bergeser ke benua Asia, dimana Tiongkok menjadi yang pemimpin disusul AS, Jepang, Jerman dan India.

"Jadi tiga negara terkuat ekonomi berada di asia," jelasnya.

Sementara itu mengenai dunia pendidikan Siswono berharap agar mampu lebih ditingkatkan lagi karena negara-negara lain pendidikan lebih maju dibandingkan Indonesia, seperti Singapura dan Malaysia.

"Kedua negara tersebut mempunyai sistem pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan Indonesia, sehingga mampu menghasilkan sumber daya manusia yang handal," jelasnya.

Untuk itu, kata Siswono, dalam memajukan dunia pendidikan perlu dukungan berbagai pihak terutama pemerintah, seperti menghapuskan Pajak Bumi dan Bangunan untuk perguruan tinggi.

"Universitas Pancasila membayar PBB tidak sedikit yaitu Rp1,9 miliar setiap tahun," katanya.

Siswono berharap untuk dunia pendidikan ini bebas dari itu (PBB), karena kita juga mencerdaskan bangsa melaksanakan amanat konstitusi. Apalagi peran perguruan tinggi swasta lebih besar dibandingkan dengan negeri.

Untuk itu, Siswono berharap siapapun yang terpilih nanti jadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta bisa lebih peduli dengan dunia pendidikan.

Mantan Menteri Negara Perumahan Rakyat di era Soharto itu pun mengaku telah membahas hal ini ke Menteri Keuangan. Tetapi memang tidak semua Universitas seperti UP.

"Dana yang ada di UP ini seluruhnya digunakan untuk kepentingan dan kemajuan dunia pendidikan," ujarnya.

Memang ada juga universitas yang komersil mencari keuntungan bagi para pendirinya, jadi untuk memberi kebijakan yang seragam agak susah. Sebab itu tadi, ada yang benar-benar sosial nir laba, tapi ada juga yang mencari laba.


52 ribu sarjana

Sementara itu Rektor Universitas Pancasila Wahono Sumaryono mengatakan dalam usianya yang telah mencapai 50 tahun, UP telah berhasil mencetak lebih dari 52 ribu sarjana berkompeten diberbagai bidang.

Ia mengatakan saat ini jumlah mahasiswa yang mengenyam pendidikan di PTS mencapai 4,8 juta sedangkan PTN mencapai 1,8 juta. Jadi peran swasta lebih besar dibandingkan negeri dalam menampung jumlah mahasiswa untuk mengenyam pendidikan.

Universitas Pancasila katanya terus berupaya meningkatkan kualitasnya dan saat ini IPK kelulusan juga telah meningkat dari sebelumnya 2,7 menjadi 3,13.

UP saat ini mempunyai 27 program studi, 7 fakultas dan satu sekolah pascasarjana.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016