Tanjungpinang (Antara Megapolitan) - Kementerian Pariwisata akan mendorong Pulau Penyengat di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, menjadi destinasi wisata sastra sekaligus pusat kebudayaan Melayu.

Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana di Tanjungpinang, Jumat, mengatakan, siap mendorong dan mempromosikan Pulau Penyengat dengan berbagai potensi wilayahnya sebagai destinasi wisata sastra.

"Pulau Penyengat di Tanjungpinang ini merupakan pusat kebudayaan Melayu di sinilah pusat Kerajaan Melayu, Johor, dan Riau pada abad 15-16 berkembang," kata Pitana.

Selain itu, di Pulau Penyengat itu pula bahasa Indonesia mulai dikembangkan melalui gurindam 12 karya sastrawan Melayu Raja Ali Haji yang juga dimakamkan di pulau tersebut.

Pulau Penyengat, menurut Pitana, juga memiliki beragam peninggalan sejarah budaya Melayu baik yang "tangible" maupun "intangible".

"Potensi-potensi ini menjadi salah satu sumber budaya pariwisata berbasis budaya. Budaya sendiri itu luas seperti misalnya di Magelang ada budaya candi di Borobudur, di Bali ada budaya sosial dengan tari-tarian dan pola religi yang kesemuanya menjadi modal bagi daya tarik pariwisata," katanya.

Sementara Pulau Penyengat menurut Pitana, memiliki potensi dikembangkan sebagai destinasi wisata sastra sebagai salah satu bentuk budaya.

"Jadi siapa saja yang ingin belajar sastra terutama Melayu, ada pantun, ada gurindam 12 semua ada di Pulau Penyengat.

Hal itu bukan tidak mungkin untuk dikembangkan sebab ketika ingin bicara contoh konkret, misalnya, setiap tahun orang hadir di Davos hanya untuk mengikuti forum ekonomi dunia atau yang sedang dirintis acara forum budaya dunia di Bali.

"Kenapa kita tidak buat forum sastra atau forum budaya Melayu, karena di sini semuanya berawal," katanya.

Pitana menyatakan siap mendukung dan mempromosikan jika ada pihak-pihak yang menggelar event terkait hal itu di Pulau Penyengat, Tanjungpinang, sehingga harapan pulau itu sebagai destinasi wisata sastra dapat terwujud. (Ant).     

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016