Sukabumi (Antara Megapolitan) - Dua gadis asal Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi yang menjadi korban pedagangan manusia (human trafficking) ke Papua Barat dalam waktu dekat akan dipulangkan ke kampung halamannya.
"Kedua gadis berinisial Ls (19 tahun) dan Ad (17) saat ini masih berada di Rumah Aman, Sulawesi Selatan. Untuk kepulangannya, masih menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian di daerah tersebut," kata Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti di Sukabumi, Jumat.
Untuk memulangkan kedua korban akan melibatkan unsur Pemprov Jabar dan Pemkab Sukabumi. Selama di Rumah Aman kedua gadis ini juga mendapatkan bimbingan dan terapi kejiwaan untuk mengurangi rasa traumanya setelah menjadi korban perdagangan manusia.
Menurut dia, kasus percobaan penyelundupan manusia ini terungkap setelah kedua korban pada Minggu, (9/10) melarikan diri dan melapor kepada pihak kepolisian di daerah Wajo, Sulsel.
Rencananya, mereka akan diberangkatkan ke Sorong, Papua Barat untuk dipekerjakan yang informasinya di tempat hiburan malam. Hingga saat ini kepolisian Sulsel masih terus melakukan penyelidikan.
"Informasinya polisi juga menangkap pelaku perdagangan manusia, namun bukan merupakan otaknya. Kami berharap, pelaku utamanya bisa ditangkap," tambahnya.
Elis mengatakan Kabupaten Sukabumi rawan terjadi kasus perdagangan manusia, bahkan belum lama ini ada lima warga yang terdiri dari tiga warga Kecamatan Simpenan dan dua warga Kecamatan Palabuhanratu, juga menjadi korban serupa.
Kelima korban yang dua diantaranya pria, menjadi korban pedagangan manusia ke Kalimantan Barat. Adapun inisialnya tiga orang wanita yakni DR (14), RS (16), dan NA (25) serta dua korban laki-laki JL (25) dan ET (22).
"Kami menduga ada jaringan perdagangan manusia di wilayah Palabuhanratu, karena kasus tersebut waktunya tidak berselang lama," kata Elis.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Kedua gadis berinisial Ls (19 tahun) dan Ad (17) saat ini masih berada di Rumah Aman, Sulawesi Selatan. Untuk kepulangannya, masih menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian di daerah tersebut," kata Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti di Sukabumi, Jumat.
Untuk memulangkan kedua korban akan melibatkan unsur Pemprov Jabar dan Pemkab Sukabumi. Selama di Rumah Aman kedua gadis ini juga mendapatkan bimbingan dan terapi kejiwaan untuk mengurangi rasa traumanya setelah menjadi korban perdagangan manusia.
Menurut dia, kasus percobaan penyelundupan manusia ini terungkap setelah kedua korban pada Minggu, (9/10) melarikan diri dan melapor kepada pihak kepolisian di daerah Wajo, Sulsel.
Rencananya, mereka akan diberangkatkan ke Sorong, Papua Barat untuk dipekerjakan yang informasinya di tempat hiburan malam. Hingga saat ini kepolisian Sulsel masih terus melakukan penyelidikan.
"Informasinya polisi juga menangkap pelaku perdagangan manusia, namun bukan merupakan otaknya. Kami berharap, pelaku utamanya bisa ditangkap," tambahnya.
Elis mengatakan Kabupaten Sukabumi rawan terjadi kasus perdagangan manusia, bahkan belum lama ini ada lima warga yang terdiri dari tiga warga Kecamatan Simpenan dan dua warga Kecamatan Palabuhanratu, juga menjadi korban serupa.
Kelima korban yang dua diantaranya pria, menjadi korban pedagangan manusia ke Kalimantan Barat. Adapun inisialnya tiga orang wanita yakni DR (14), RS (16), dan NA (25) serta dua korban laki-laki JL (25) dan ET (22).
"Kami menduga ada jaringan perdagangan manusia di wilayah Palabuhanratu, karena kasus tersebut waktunya tidak berselang lama," kata Elis.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016