Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat meminta manajemen RSUD Cabangbungin mengoptimalkan pelayanan kesehatan khususnya masyarakat di wilayah utara melalui program inovasi terukur serta berkesinambungan.

"Jelas indikator keberhasilan itu bisa dilihat dari sisi pelayanan. Ini yang harus dimaksimalkan. RSUD Cabangbungin khan dibangun pada tahun 2017 dengan tujuan menjadi layanan kesehatan rujukan utama masyarakat di wilayah utara Kabupaten Bekasi," kata Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Bekasi Ani Rukmini di Cikarang, Selasa.

Dia mengatakan sebagai fasilitas kesehatan milik pemerintah daerah, RSUD Cabangbungin dituntut mampu memberikan pelayanan kesehatan secara prima dan optimal kepada masyarakat yang ditunjukkan melalui indikator keberhasilan peningkatan capaian kinerja dari tahun ke tahun.

Menurut dia peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bisa diupayakan melalui program-program inovatif yang terus dikembangkan hingga mampu mencapai tingkat kepuasan masyarakat secara maksimal.

"Harapan kami tentu masyarakat merasa dilayani secara paripurna, jadi ada tingkat kepuasan warga terhadap layanan RSUD. Baru kemudian bagaimana upaya manajemen memberikan kontribusi kepada daerah melalui tambahan pendapatan asli daerah sehingga visi misi rumah sakit bisa tercapai," katanya.

Baca juga: RSUD Cabangbungin Bekasi sedang disiapkan naik tipe

Ani juga meminta manajemen rumah sakit turut membantu pemerintah daerah mengoptimalkan kembali jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai target 100 persen cakupan kesehatan semesta tahun ini.

"Sudah sangat baik karena berdasarkan data Dinas Kesehatan, UHC (Universal Health Coverage) di kita sudah 98,28 persen atau 3,3 juta jiwa terlindungi program BPJS Kesehatan. Mudah-mudahan target 100 persen bisa dicapai tahun ini, tentu dengan dukungan penuh juga dari fasilitas-fasilitas kesehatan, termasuk RSUD Cabangbungin," ucap dia.

Direktur RSUD Cabangbungin dr Erni Herdiani mengatakan sejak berdiri tahun 2017 lalu, fasilitas kesehatan ini memiliki visi misi sebagai rumah sakit harapan masyarakat berstandar nasional dengan tujuan memenuhi kebutuhan pada layanan kesehatan rujukan warga wilayah utara Kabupaten Bekasi.

"Awalnya banyak kendala sehingga belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat. Seperti kunjungan pasien dimana BOR (Bed Ocupancy Rate) rendah, hanya 20 persen, pendapatan BLUD dan banyak lagi keluhan pasien yang belum mendapatkan penanganan," katanya.

Berkat inovasi program rumah sakit berorientasi pelayanan, disingkat Rusa Berlian, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat berhasil dicapai, termasuk peningkatan kontribusi pendapatan daerah.

Baca juga: RSUD Cabangbungin Bekasi disiapkan tangani pasien COVID-19

"Dengan berbasis kemampuan SDM, money, material, methode dan environtment di RSUD Cabangbungin, kami rumuskan inovasi komprehensif dengan optimalisasi semua inovasi yang sebelumnya sudah ada menjadi satu wadah inovasi yaitu inovasi Rusa Berlian," ucapnya.

Dia menjelaskan program Rusa Berlian meliputi beberapa konsep inovatif antara lain Pentol (Pendaftaran Online), Gadar Gercep (Gawat Darurat dan Gerak Cepat), Rusa Pelanting (Rumah Sakit Peduli Stunting), Layanan Mesra (Melahirkan Caesar Sistem Erracs), dan Poster (Pelayanan Informasi Terpadu).

Kemudian layanan Call Centre, Pelayanan Tele Dentistry, Skor (Sistem Kinerja Organisasi), Uli Bakar (Utilitas Berdasarkan Kebutuhan dan Pemeliharaan), Librarian, Ngopi Bareng, Sofa Score di ICU, Penguatan Sistem Triase di UGD, EWS (Early Warning Score), serta G drive buku edukasi gizi.

Erni menyebut program inovasi Rusa Berlian mampu memberikan dampak kemajuan signifikan yakni peningkatan pendapatan RSUD Cabangbungin sebesar 231 persen dibandingkan tahun sebelumnya atau tumbuh hampir tiga kali lipat.

Keberhasilan ini tercapai berkat kerja sama, kekompakan, serta kolaborasi yang optimal dengan semua pihak, baik internal maupun eksternal melalui pendekatan humanis kepada masyarakat dalam mengedepankan orientasi pelayanan.

Baca juga: RSUD Cabangbungin Bekasi mulai menerima pasien rawat inap

"Kenaikan BOR yang pada semula hanya berkisar 20 persen sekarang menjadi 40-60 persen. Tak hanya itu, dari hasil survei terdapat kenaikan sebesar 3,74 poin dari 84,05 di tahun 2022 menjadi 87,79 pada 2023," katanya.

Pihaknya terus meningkatkan capaian ini melalui beberapa strategi khusus mulai dari institusional, manajerial, serta strategi sosial dengan melibatkan kerja sama banyak pihak baik pemerintah maupun lintas sektor lain.

"Strategi yang kita lakukan mulai dari penguatan regulasi, peningkatan prosedur pelayanan, peningkatan kompetensi petugas, monitoring evaluasi mutu secara berkala, penganggaran inovasi yang terencana dengan baik, dan aktif di media sosial," kata dia. (KR-PRA).

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023