Star Energy Geothermal Salak, Ltd. (SEGS) menyatakan bangga karena wilayah kerjanya di area pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Salak di Bogor, Jawa Barat, menjadi lokasi pelepasliaran macan tutul jawa yang dinamai Wahyu.

"Kami sangat berbangga bahwa area SEGS dapat terpilih menjadi lokasi pelepasliaran macan tutul jawa ‘Wahyu’. Wahyu dilepaskan di area unit operasional kami di Salak ini," kata Act. Group Chief Power Plant Operations Officer SEG, Suharsono Darmono dalam keterangannya di Bogor, Selasa.

Penetapan Area SEGS menjadi lokasi pelepasliaran ditentukan berdasarkan hasil kajian kesesuaian habitat oleh tim Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), karena area tersebut merupakan area dengan kesesuaian habibat yang tinggi bagi spesies macan tutul jawa.

"Karena terletak berdampingan dengan Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan telah menjadi world class best practice tentang bagaimana operasional dari unit pembangkit geothermal dilakukan dengan standar lingkungan yang tinggi dan dengan dampak minimal terhadap biodiversitas lingkungan sekitar," terang Suharsono.

Ia menjelaskan, salah satu contoh nyata dari pelestarian lingkungan oleh SEGS adalah Prakarsa Lintasan Hijau atau Green Corridor Initiative. Inisiatif ini, kata dia, telah berkontribusi pada pelestarian indeks keanekaragaman hayati Shannon-Wiener di daerah sekitar operasional unit Salak.

"Dalam dekade terakhir secara konsisten mencetak skor di atas 3,8 antara 2018 hingga 2020," ungkapnya.

Bersama dengan para pemangku kepentingan lainnya, Green Corridor Initiative ini berkontribusi terhadap keberhasilan pelestarian populasi spesies langka dalam decade terakhir seperti owa jawa dari 54 ekor pada tahun 2004 menjadi 61 ekor pada tahun 2013, macan tutul jawa dari 6 ekor pada 2008 menjadi 18 ekor pada 2014, dan elang jawa dari 10 ekor pada 2008 menjadi 16 ekor pada 2011.

Suharsono menyebutkan, sepanjang tahun 2021, Star Energy Geothermal meneruskan inisiatif-inisiatif dalam program Green Corridor Initiative ini, diantaranya adalah dengan melakukan penanaman pohon dan bibit pohon, konservasi Ikan Tor, melakukan konservasi 30 spesies Anggrek Dendrobium Aphyllum, konservasi 159 individu katak pohon (Treefrog) serta konservasi 75 ekor Kumbang Hutan. 

“Kami berharap inisiatif-inisiatif yang telah kami lakukan dapat membantu mewujudkan kawasan TNGHS tetap Lestari,” tutup Suharsono.

Sebelumnya, Satwa liar macan tutul jawa yang dinamai "Wahyu" dilepasliarkan di Kawasan Gunung Halimun Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, setelah dievakuasi dari perkampungan warga pada 2017 lalu.

Kepala BBKSDA Jawa Barat, Irawan Asaad menjelaskan, pihaknya bersama KLHK menganggap area Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) milik Star Energy Geothermal Salak (SEGS) merupakan tempat yang cocok sebagai habitat baru untuk Wahyu.

"Di tempat ini pakannya lengkap, sumber air terjaga. Terima kasih kepada Star Energy. Ini bagian dari konservasi keanekaragaman hayati," kata Irawan.

Sementara, Manager Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC), Cahyono Hidayat Subekti di tempat yang sama, mengatakan bahwa Wahyu dievakuasi dari Kabupaten Cianjur ketika usianya 10 bulan.

Saat itu, kata dia, Wahyu ditangkap warga setempat karena masuk ke perkampungan warga. Kemudian Wahyu diserahkan ke PPSC dalam kondisi lemas dan dehidrasi.

"Semua diikat satwa sudah lemah dehidrasi. Kemudian kami melakukan perawatan untuk memulihkan kondisi Wahyu menjadi lebih baik lagi," ungkapnya.

Cahyono mengungkapkan, tak mudah untuk merawat Wahyu agar bisa kembali dilepasliarkan. PPSC melatih otot-otot macan tutul tersebut agar dapat bertahan hidup di alam bebas.

"Kita buat kandang cukup besar, untuk perispan lepas liar. Kita persiapkan dia supaya bisa bertahan hidup. Kemudian interaksi dengan manusia dibatasi sekali," papar Cahyono.

Pelepasliaran satwa berusia sekitar enam tahun itu diprakarsai oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS).

Kegiatan pelepasliaran macan tutul ini juga didukung oleh Yayasan Cikananga Konservasi Terpadu, Yayasan Sintas Indonesia, Forum Konservasi Macan Tutul Jawa, Fansfornature, Orang Utan Help, Wanicare, Gembira Loka Zoo, Yayasan Bakti Barito, dan Star Energy Geothermal Salak, Ltd.

Pewarta: ANTARA

Editor : M Fikri Setiawan


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023