Direktur Indonesian Dance Festival (IDF) Ratri Anindyajati mengatakan pemikiran yang kreatif dapat membangun kebudayaan Indonesia.
"Kreativitas adalah bagaimana cara seseorang berpikir dan melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda atau out of the box. Membangun kreativitas dapat dilatih melalui kebiasaan sehari-hari," kata Ratri dalam keterangannya, Senin.
Sebagai seorang produser seni independen Ratri mengatakan bahwa untuk menjadi seorang yang kreatif diperlukan kemampuan untuk menembus keterbatasan dan tantangan-tantangan dalam berkarya.
"Misalnya, ketidakpastian penghasilan di industri kreatif yang dapat diatasi dengan menabung dan berinvestasi, juga mempertahankan produktivitas dengan beradaptasi dan sesekali melakukan jeda dan refleksi," katanya.
Ia mengatakan istilah kreatif selalu diidentikkan dengan seni, seolah hanya bisa dilakukan oleh seniman. Padahal, kreatif memiliki makna yang jauh lebih luas.
"Sesederhana kita berani memiliki cita-cita yang berbeda, memilih jalan hidup yang berbeda, tidak linier seperti yang dikatakan masyarakat pada umumnya yaitu sekolah, bekerja, lalu menikah dan berkeluarga," katanya.
"Berbaiklah hatilah pada diri sendiri, lakukan refleksi, ambil jeda, pelajari hobi baru saat jenuh," ujar Ratri yang telah memperkenalkan kebudayaan Indonesia ke seluruh dunia.
Ratri tampil dalam Academic Lecture di Universitas Indonesia (UI) ketika menjadi tuan rumah The 18th ASEAN and 8th ASEAN+3 Youth Cultural Forum (AYCF) 2023 yang diadakan oleh ASEAN University Network (AUN).
Perhelatan ini diikuti oleh 150 delegasi dari berbagai negara, antara lain Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina, Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, China, dan Korea Selatan.
Rangkaian AYCF 2023 dengan keseruan ASEAN Art & Cultural Bazaar dilangsungkan di pelataran terbuka Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) UI.
Para delegasi memperkenalkan pakaian, makanan, tarian, pernak-pernik, hingga permainan tradisional dari negaranya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Kreativitas adalah bagaimana cara seseorang berpikir dan melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda atau out of the box. Membangun kreativitas dapat dilatih melalui kebiasaan sehari-hari," kata Ratri dalam keterangannya, Senin.
Sebagai seorang produser seni independen Ratri mengatakan bahwa untuk menjadi seorang yang kreatif diperlukan kemampuan untuk menembus keterbatasan dan tantangan-tantangan dalam berkarya.
"Misalnya, ketidakpastian penghasilan di industri kreatif yang dapat diatasi dengan menabung dan berinvestasi, juga mempertahankan produktivitas dengan beradaptasi dan sesekali melakukan jeda dan refleksi," katanya.
Ia mengatakan istilah kreatif selalu diidentikkan dengan seni, seolah hanya bisa dilakukan oleh seniman. Padahal, kreatif memiliki makna yang jauh lebih luas.
"Sesederhana kita berani memiliki cita-cita yang berbeda, memilih jalan hidup yang berbeda, tidak linier seperti yang dikatakan masyarakat pada umumnya yaitu sekolah, bekerja, lalu menikah dan berkeluarga," katanya.
"Berbaiklah hatilah pada diri sendiri, lakukan refleksi, ambil jeda, pelajari hobi baru saat jenuh," ujar Ratri yang telah memperkenalkan kebudayaan Indonesia ke seluruh dunia.
Ratri tampil dalam Academic Lecture di Universitas Indonesia (UI) ketika menjadi tuan rumah The 18th ASEAN and 8th ASEAN+3 Youth Cultural Forum (AYCF) 2023 yang diadakan oleh ASEAN University Network (AUN).
Perhelatan ini diikuti oleh 150 delegasi dari berbagai negara, antara lain Indonesia, Singapura, Thailand, Filipina, Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, China, dan Korea Selatan.
Rangkaian AYCF 2023 dengan keseruan ASEAN Art & Cultural Bazaar dilangsungkan di pelataran terbuka Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) UI.
Para delegasi memperkenalkan pakaian, makanan, tarian, pernak-pernik, hingga permainan tradisional dari negaranya.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023