Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat menangkap potensi sejarah teh yang kuat di daerahnya karena ternyata bibit teh untuk agribisnis awalnya ditanam di Kebun Raya Bogor bisa menjadi peluang untuk terus memperkuat sebagai kota kuliner dan kota tujuan wisata.

Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofiah dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA, Senin, berpendapat potensi asal usul teh yang kuat dari kota hujan ini cukup potensial dalam hal pariwisata dan kuliner.

"Ini kan saya waktu itu saya ada acara di sini, ketika dapat penjelasan ini sangat luar biasa. Kemudian saya datang lagi. Ya ini satu potensi yang belum digali. Padahal sebetulnya ada sejarah di Bogor tentang teh. Jadi diceritakan teh pertama kali di riset dan ditanam itu di Kebun Raya Bogor," katanya.

Baca juga: Membangun program pariwisata berkelanjutan di Kota Bogor

Syarifah mengakui keberadaan nilai sejarah mengenai keilmuan itu belum memasyarakat, sehingga banyak yang belum tahu.

Dikutip dari laman Kebun Raya, Tanaman penghasil teh (Camellia sinensis) pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh (diduga teh sinensis) dari Jepang.

Pada tahun 1694 tanaman teh sinensis juga terlihat di halaman rumah gubernur jenderal VOC, Camphuys di Batavia.

Pada tahun 1826 tanaman teh melengkapi koleksi Kebun Raya, diikuti pada tahun 1827 di Kebun Percobaan.

Dari sejarah itu kemudian Silat Tea House berdiri pada tahun 2018 di Kota Bogor yang membawa visi untuk membawa citra teh Indonesia di dalam negeri maupun luar negeri.

Baca juga: Menteri Parekraf sebut Kota Bogor sebagai ikon wisata perkotaan

Selama ini, kata Syarifah, masyarakat menganggap bahwa teh itu minuman pada umumnya, padahal teh sendiri memiliki nilai historis yang erat dengan Bogor.

"Ini akan kita coba terus bantu promosikan dan edukasi masyarakat. Karena ini bagus, kita bisa melihat perjalanan teh, cara meraciknya dan peluang usahanya yang juga bisa mendatangkan kunjungan ke Kota Bogor. Jadi anak-anak muda bisa dilatih menjadi baristea-nya. Jadi mudah-mudahan sedikit demi sedikit kita munculkan ini ke masyarakat," katanya.

Founder & Business Director Sila Tea House, Redha Taufik Redha Taufik Ardias yang juga seorang Petani Milenial Pemprov Jawa Barat angkatan tahun 2022 menjelaskan bahwa dari nilai sejarah, Kota Bogor memiliki kaitan erat dengan perjalanan teh di Indonesia.

"Karena Bogor memiliki nilai sejarah tentang teh. Yang sangat kental yaitu bahwa pertama kali teh ditanam untuk keperluan agribisnis itu di Kebun Raya Bogor risetnya dan riset perkebunan nusantara pertama kali penelitian teh juga di Kota Bogor," katanya.

Baca juga: Calendar of Event Kota Bogor 2022

Redha menuturkan, dari sejarah teh di Kota Bogor itu kemudian Silat Tea House berdiri pada tahun 2018 di Kota Bogor yang membawa visi untuk membawa citra teh Indonesia di dalam negeri maupun luar negeri.

"Misinya untuk mensejahterakan insan tani, pemetik, petani teh dan konsumen dan juga untuk menjaga kelestarian alam nusantara," katanya.

Menurut dia, dengan strategi inovasi dan Edupreneur diharapkan bisa bermunculan pengusaha muda yang juga ikut membuka bisnis teh.

"Strateginya agar teh ini bisa naik kelas dengan banyak melakukan edukasi dan komunikasi kepada masyarakat secara umum. Makanya kita hadirkan rumah teh Indonesia galeri inovasi dan edukasi," katanya.

Saat ini Sila Tea House memiliki 50 racikan teh dari 20 kebun teh yang ada di Indonesia.

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023