Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat menyiapkan langkah antisipatif untuk menangkal fenomena LGBT dan anak korban prostitusi online dengan mempekuat peran keluarga.

"Kita menugaskan PKK secara khusus untuk mencegah kasus-kasus ini dengan program ketahanan keluarga, memperkuat sosialisasi," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Minggu.

Bima mengatakan, setiap keluarga perlu diberikan pemahaman tentang peran orang tua, bagaimana harus membentengi anak-anaknya agar terhindar dari hal-hal negatif.

"Peran keluarga harus betul-betul diperkuat, agar menjadi benteng bagi anak-anaknya untuk terhindar dari segala bentuk penyimpangan dan korban kejahatan," kata Bima.

Selain PKK lanjut Bima, program penguatan peran keluarga juga melibatkan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (BPMKB), yang akan saling berkolaborasi meningkatkan ketahanan keluarga.

"Program ini sudah bergulir, sudah ada posko pengaduan bagi orang tua bila menemukan persoalan di lingkungannya, ada dasawisma, semua bergerak membangun keluarga yang tangguh," katanya.

Terkait adanya prostitusi online anak untuk gay, ayah dua orang anak ini meminta pelaku yang mengeksploitasi anak dihukum seberat-beratnya.

"Anak ini bibit masa depan kita, kalau dijadikan prostitusi seperti ini, akan merusak masa depan bangsa. Pelaku prostitusi online harus dihukum seberat-beratnya, dan perlu ditelusuri di lingkungan mana saja, ada gejala serupa, harus diberantas," katanya.

Ketua Tim Penggerak PKK Yane Ardian Bima Arya juga mengaku geram dengan pemberitaan prostitusi online anak untuk gay, dan tidak ingin peristiwa tersebut menimpa anak-anak di Kota Bogor.

"Saya merinding kalau membaca beritanya, saya ibu dari dua orang anak, dan ibu dari anak-anak di Kota Bogor. Kejadian ini tidak bisa kita diamkan saja, harus kita lawan," katanya.

Ia mengatakan, PKK Kota Bogor memiliki program untuk menjadikan rumah yang aman dan nyaman bagi anak. Dengan sasaran pembinaan bagi keluarga.

"Pembinaan akhlak, fisik dan juga psikologi, anak-anak yang keluar dari rumah mau anak-anak, remaja mereka sudah dibentengi dengan akhlak yang kuat," katanya.

Selain itu, lanjut Yane, orang tua juga diberikan pembinaan agar menjadi ibu dan bapak yang komunikatif kepada anak-anaknya, sehingga mengetahui tumbuh kembangnya.

"Komunikasi dengan anak jangan sampai terputus, kalau anak tidak mau komunikasi dengan orang tuanya, dia bisa mencari orang lain. Orang tua harus aktif bertanya kepada anaknya, langkah ini perlu proses dan tidak instan," katanya.

Yane menambahkan, untuk memperkuat peran keluarga, sebanyak 5.000 kader PKK dikerahkan memberikan pendampingan, dan bimbingan kepada setiap keluarga.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016