Pemerintah Kota Bogor mengabulkan aspirasi puluhan sopir angkutan umum kota (angkot) yang berunjuk rasa untuk tidak ditangkap atau distop beroperasi saat Lebaran bagi kendaraan yang kekurangan dalam memenuhi syarat untuk disebut laik jalan seperti usia kendaraan yang sudah cukup tua.
"Tadi sudah saya buat surat pernyataan sesuai keinginan mereka, bahwa boleh beroperasi saat Lebaran, meskipun ada kekurangan syarat untuk disebut laik jalan," kata Kadishub Kota Bogor Eko Prabowo di Kota Bogor, Senin.
Eko menerangkan, bahwa hasil koordinasi dengan Kementerian Perhubungan memberi toleransi bagi angkot-angkot di Kota Bogor tetap beroperasi selama tarif bus Biskita Trans Pakuan belum resmi diberlakukan.
Toleransi tersebut bertujuan memberi peluang kepada para sopir mengais rejeki di tengah aktivitas masyarakat yang akan meningkat saat Lebaran.
Di sisi lain, kelonggaran itu juga diberikan agar tidak ada kecemburuan dari para sopir dan pengusaha angkot, karena bus Biskita Trans Pakuan masih gratis hingga kini.
Tarif bus Biskita Trans Pakuan telah diajukan Pemerintah Kota Bogor dan Kementerian Perhubungan sebesar Rp4.000 per sekali rute. Angka tersebut tinggal menunggu persetujuan dari Kementerian Keuangan.
Sementara, tarif angkot hingga saat ini berada di antara Rp5.000 sampai Rp5.500 per sekali rute.
"Kebijakan toleransi ini sampai kapan, nanti kami rapatkan lagi, yang jelas ini aspirasi mereka untuk Lebaran," kata Eko.
ANTARA menyaksikan, sejak pukul 11.00 WIB, puluhan sopir angkot telah berada di halaman Balai Kota Bogor untuk berunjuk rasa dan perwakilannya telah diterima oleh Wali Kota Bogor Bima Arya untuk berdialog dan bersepakat.
Setelah selesai bersepakat dengan pemerintah setempat, para sopir angkot bergerak ke depan Gedung DPRD Kota Bogor dan mengutarakan aspirasi hingga sore hari. Sempat terjadi antrean kendaraan, namun tidak macet berkepanjangan.
Baca juga: Pemkot Bogor sampaikan rencana pemberlakuan tarif Biskita Trans Pakuan
Baca juga: Pemerintah Kota Bogor matangkan rencana tarif Biskita Trans Pakuan
Baca juga: Biskita Trans Pakuan upaya Pemkot Bogor turunkan inflasi
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Tadi sudah saya buat surat pernyataan sesuai keinginan mereka, bahwa boleh beroperasi saat Lebaran, meskipun ada kekurangan syarat untuk disebut laik jalan," kata Kadishub Kota Bogor Eko Prabowo di Kota Bogor, Senin.
Eko menerangkan, bahwa hasil koordinasi dengan Kementerian Perhubungan memberi toleransi bagi angkot-angkot di Kota Bogor tetap beroperasi selama tarif bus Biskita Trans Pakuan belum resmi diberlakukan.
Toleransi tersebut bertujuan memberi peluang kepada para sopir mengais rejeki di tengah aktivitas masyarakat yang akan meningkat saat Lebaran.
Di sisi lain, kelonggaran itu juga diberikan agar tidak ada kecemburuan dari para sopir dan pengusaha angkot, karena bus Biskita Trans Pakuan masih gratis hingga kini.
Tarif bus Biskita Trans Pakuan telah diajukan Pemerintah Kota Bogor dan Kementerian Perhubungan sebesar Rp4.000 per sekali rute. Angka tersebut tinggal menunggu persetujuan dari Kementerian Keuangan.
Sementara, tarif angkot hingga saat ini berada di antara Rp5.000 sampai Rp5.500 per sekali rute.
"Kebijakan toleransi ini sampai kapan, nanti kami rapatkan lagi, yang jelas ini aspirasi mereka untuk Lebaran," kata Eko.
ANTARA menyaksikan, sejak pukul 11.00 WIB, puluhan sopir angkot telah berada di halaman Balai Kota Bogor untuk berunjuk rasa dan perwakilannya telah diterima oleh Wali Kota Bogor Bima Arya untuk berdialog dan bersepakat.
Setelah selesai bersepakat dengan pemerintah setempat, para sopir angkot bergerak ke depan Gedung DPRD Kota Bogor dan mengutarakan aspirasi hingga sore hari. Sempat terjadi antrean kendaraan, namun tidak macet berkepanjangan.
Baca juga: Pemkot Bogor sampaikan rencana pemberlakuan tarif Biskita Trans Pakuan
Baca juga: Pemerintah Kota Bogor matangkan rencana tarif Biskita Trans Pakuan
Baca juga: Biskita Trans Pakuan upaya Pemkot Bogor turunkan inflasi
Editor : Budi Setiawanto
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023