Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari mengemukakan jumlah suntikan tidak menambah efek samping yang berisiko muncul pada tubuh penerima manfaat Program Imunisasi Ganda.
"Kami melakukan penelitian di Lombok untuk melihat antara kelompok yang cuma diberi vaksin PCV satu suntikan, dengan kelompok PCV + Pentabio (DPT-HB-Hib). Itu KIPInya bukan berarti nambah, jadi nggak ada beda, mau disuntik sekali, disuntik dua kali, mau disuntik tiga sekaligus, KIPI-nya itu enggak bertambah," katanya dalam agenda temu media terkait Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Jakarta, Senin.
Hindra mengatakan vaksin perlu diberikan kepada orang yang sedang sehat agar imun yang dirangsang dapat membentuk antibodi secara optimal.
Baca juga: Dinkes pastikan kasus campak di Kota Sukabumi bisa dikendalikan dalam dua tahun terakhir
"Sistem imun kan optimal kalau waktu sehat. Kalau dia lagi sehat, mungkin dia lagi menetralisir virus yang masuk. Jadi paling optimal dalam keadaan sehat," katanya.
Ia mengatakan KIPI terbagi dalam dua jenis yakni tingkat serius yang ditandai kejadian medik setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan, atau kematian yang berujung keresahan di masyarakat. Sedangkan KIPI non-serius ditandai dengan kejadian medik setelah imunisasi dan tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan penerima manfaat.
Hindra melaporkan angka KIPI Imunisasi Ganda di Indonesia sejak 2016 hingga 2022 didominasi kategori non-serius, hampir mencapai 36.000 kasus.
Baca juga: Dinkes Bogor: KLB campak di Tenjo akibat tidak tercapai target imunisasi tahun 2022
Sedangkan KIPI serius di Indonesia pernah terjadi pada 2016 sebanyak sembilan kasus, tiga akibat reaksi vaksin dan enam akibat koinsiden atau tidak ada keterkaitan dengan vaksin. Kejadian serupa terjadi pada 2018 sebanyak satu kasus akibat reaksi vaksin dan 2019 sebanyak tujuh kasus akibat koinsiden dan inderminate.
Menurut Hindra, imunisasi suntikan ganda merupakan program pemberian dua atau lebih vaksin dalam kemasan yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.
"Lokasi penyuntikan dapat diberikan di tempat yang berbeda atau pada tempat yang sama diberi jarak sekitar 2 sentimeter," katanya.
Baca juga: Dokter: KLB Campak karena penurunan imunisasi dasar lengkap bayi selama pandemi
Hindra menambahkan manfaat dari imunisasi suntikan ganda diantaranya memberi perlindungan optimal pada anak, mengurangi jumlah kunjungan ke faskes, serta meningkatkan efisiensi program imunisasi.
"Imunisasi ini harus diberikan secepat mungkin untuk melindungi anak pada saat yang rentan. Selain itu imunisasi secara bersamaan, memungkinkan orang tua tidak perlu datang berulang kali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Kami melakukan penelitian di Lombok untuk melihat antara kelompok yang cuma diberi vaksin PCV satu suntikan, dengan kelompok PCV + Pentabio (DPT-HB-Hib). Itu KIPInya bukan berarti nambah, jadi nggak ada beda, mau disuntik sekali, disuntik dua kali, mau disuntik tiga sekaligus, KIPI-nya itu enggak bertambah," katanya dalam agenda temu media terkait Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Jakarta, Senin.
Hindra mengatakan vaksin perlu diberikan kepada orang yang sedang sehat agar imun yang dirangsang dapat membentuk antibodi secara optimal.
Baca juga: Dinkes pastikan kasus campak di Kota Sukabumi bisa dikendalikan dalam dua tahun terakhir
"Sistem imun kan optimal kalau waktu sehat. Kalau dia lagi sehat, mungkin dia lagi menetralisir virus yang masuk. Jadi paling optimal dalam keadaan sehat," katanya.
Ia mengatakan KIPI terbagi dalam dua jenis yakni tingkat serius yang ditandai kejadian medik setelah imunisasi yang menyebabkan rawat inap, kecacatan, atau kematian yang berujung keresahan di masyarakat. Sedangkan KIPI non-serius ditandai dengan kejadian medik setelah imunisasi dan tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan penerima manfaat.
Hindra melaporkan angka KIPI Imunisasi Ganda di Indonesia sejak 2016 hingga 2022 didominasi kategori non-serius, hampir mencapai 36.000 kasus.
Baca juga: Dinkes Bogor: KLB campak di Tenjo akibat tidak tercapai target imunisasi tahun 2022
Sedangkan KIPI serius di Indonesia pernah terjadi pada 2016 sebanyak sembilan kasus, tiga akibat reaksi vaksin dan enam akibat koinsiden atau tidak ada keterkaitan dengan vaksin. Kejadian serupa terjadi pada 2018 sebanyak satu kasus akibat reaksi vaksin dan 2019 sebanyak tujuh kasus akibat koinsiden dan inderminate.
Menurut Hindra, imunisasi suntikan ganda merupakan program pemberian dua atau lebih vaksin dalam kemasan yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.
"Lokasi penyuntikan dapat diberikan di tempat yang berbeda atau pada tempat yang sama diberi jarak sekitar 2 sentimeter," katanya.
Baca juga: Dokter: KLB Campak karena penurunan imunisasi dasar lengkap bayi selama pandemi
Hindra menambahkan manfaat dari imunisasi suntikan ganda diantaranya memberi perlindungan optimal pada anak, mengurangi jumlah kunjungan ke faskes, serta meningkatkan efisiensi program imunisasi.
"Imunisasi ini harus diberikan secepat mungkin untuk melindungi anak pada saat yang rentan. Selain itu imunisasi secara bersamaan, memungkinkan orang tua tidak perlu datang berulang kali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023