Stockholm (Antara/Xinhua-OANA/Antara Megapolitan) - Meskipun makin banyak orang melamar untuk mengikuti pendidikan guru di Swedia tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, itu tidak cukup untuk menutup kekurangan guru terlatih di negeri tersebut, kata Perhimpunan Guru Nasional.

Sebanyak 16.561 orang telah diterima untuk mengikuti pendidikan guru di Swedia untuk Musim Gugur dan Semi 2016. Walaupun itu adalah peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu, itu masih belum cukup untuk menyelesaikan kekurangan guru yang terus meningkat di negeri tersebut, kata Perhimpunan Guru Nasional.

Satu perkiraan yang diterbitkan awal tahun ini oleh Dinas Pendidikan Tinggi Swedia --lembaga pemerintah yang bertanggung-jawab atas jaminan kualitas pendidikan tinggi-- memperlihatkan program pelatihan guru saat ini rata-rata mencakup 60 persen dari kebutuhan guru terlatih saat ini. Itu berarti sedikitnya 21.000 orang akan perlu memulai pelatihan sebagai guru, sedangkan yang orang terdaftar untuk kedua masa pelatihan tersebut berjumlah 16.561.

"Telah ada peningkatan bertahap pelamar selama empat sampai lima tahun terakhir," kata Carina Hellgren dari Dewan Pendidikan Tinggi Swedia, kepada Television News Swedia. "Saya kira itu terjadi karena peningkatan kesdaran mengenai kenyataan bahwa ini adalah pendidikan yang mengarah kepada pekerjaan."

Johanna Jaara Astrand, Presiden Perhimpunan Guru Nasional, menyambut baik berita mengenai bertambahnya jumlah pelamar pelatihan guru, tapi mengatakan masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengatasi kekurangan itu.

"Itu sama sekali tidak mewakili keperlukan yang kita hadapi," kata Jaara Astrand, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis malam. Ia menambahkan dalam waktu lima tahun ke depan, Swedia memerlukan 60.000 guru baru dan negeri tersebut harus bisa melatih lebih banyak orang. Lembaga pendidikan tinggi memerlukan sumber daya lebih untuk bisa menerima lebih banyak mahasiswa, katanya.

"Sebenarnya ada kekurangan guru buat guru," kata Jaara Astrand.

Penerjemah: Chaidar.

Pewarta:

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016