Direktur Eksekutif ALGORITMA Aditya Perdana menilai Wiranto bergabung ke Partai Amanat Nasional (PAN) bisa dipahami dan bernilai positif.
"Ada beberapa argumen yaitu Wiranto masih memiliki relasi yang cukup kuat dengan sejumlah kelompok serta kantong-kantong pemilih muslim, tentu ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh PAN," kata Aditya Perdana di Depok, Senin.
Di samping itu, Wiranto juga memiliki peran untuk menyambungkan partai tersebut dengan Presiden Jokowi, termasuk di dalam pemerintahan.
Dari sisi PAN tentu pertaruhan dalam Pemilu 2024 melewati parliamentary threshold (PT) adalah penting, sehingga PAN membutuhkan figur yang dapat mendekatkan partai dengan kelompok pemilih Islam yang lebih moderat, pemilih nasionalis religius agar pemilihnya bisa lebih lebar.
Baca juga: Wiranto ingatkan agar Mathla'ul Anwar tak terjebak politik praktis
Menurut Dosen Ilmu Politik FISIP UI ini figur tersebut ada di Wiranto sebagai mantan pimpinan partai politik yaitu Hanura. Dalam konteks Wiranto dan PAN, ada pertimbangan sosiologis dan kultural yang menjadi alasan mendekatkan keduanya saat ini.
Adytia melihat bahwa partai-partai sedang memperhitungkan secara serius dalam menarik beberapa tokoh politik yang punya dampak signifikan terhadap perolehan suara atau kursi dalam Pemilu mendatang.
Sementara itu mengenai Ridwan Kamil bergabung dengan Golkar, karena memiliki popularitas dan elektabilitas yang sangat baik saat ini apabila dicalonkan sebagai cawapres (berdasarkan Survei Nasional Algoritma Desember 2022).
Baca juga: Pascapenyerangan Wiranto, Pengamanan kepala daerah Sukabumi tetap normal
Bahkan RK sebagai capres juga termasuk yang populer di bawah top three yang selama ini sering disebut (nomor empat).
"Golkar membutuhkan sosok yang punya dampak elektoral signifikan untuk berkontribusi dalam pilpres mendatang manakala Ketum Airlangga Hartarto tidak sepopuler RK," katanya.
Apalagi RK yang berasal dari Jawa Barat tentu memiliki peran signifikan dalam mendorong perolehan suara manakala jumlah pemilih Jawa Barat termasuk yang besar.
'Perjodohan' RK dan Golkar, katanya dalam persiapan Pemilu mendatang bisa dipahami karena tentu keduanya berharap ada dampak elektoral bagi kedua belah pihak. Dari sisi pilihan rasional, memang keduanya berjodoh.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Ada beberapa argumen yaitu Wiranto masih memiliki relasi yang cukup kuat dengan sejumlah kelompok serta kantong-kantong pemilih muslim, tentu ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh PAN," kata Aditya Perdana di Depok, Senin.
Di samping itu, Wiranto juga memiliki peran untuk menyambungkan partai tersebut dengan Presiden Jokowi, termasuk di dalam pemerintahan.
Dari sisi PAN tentu pertaruhan dalam Pemilu 2024 melewati parliamentary threshold (PT) adalah penting, sehingga PAN membutuhkan figur yang dapat mendekatkan partai dengan kelompok pemilih Islam yang lebih moderat, pemilih nasionalis religius agar pemilihnya bisa lebih lebar.
Baca juga: Wiranto ingatkan agar Mathla'ul Anwar tak terjebak politik praktis
Menurut Dosen Ilmu Politik FISIP UI ini figur tersebut ada di Wiranto sebagai mantan pimpinan partai politik yaitu Hanura. Dalam konteks Wiranto dan PAN, ada pertimbangan sosiologis dan kultural yang menjadi alasan mendekatkan keduanya saat ini.
Adytia melihat bahwa partai-partai sedang memperhitungkan secara serius dalam menarik beberapa tokoh politik yang punya dampak signifikan terhadap perolehan suara atau kursi dalam Pemilu mendatang.
Sementara itu mengenai Ridwan Kamil bergabung dengan Golkar, karena memiliki popularitas dan elektabilitas yang sangat baik saat ini apabila dicalonkan sebagai cawapres (berdasarkan Survei Nasional Algoritma Desember 2022).
Baca juga: Pascapenyerangan Wiranto, Pengamanan kepala daerah Sukabumi tetap normal
Bahkan RK sebagai capres juga termasuk yang populer di bawah top three yang selama ini sering disebut (nomor empat).
"Golkar membutuhkan sosok yang punya dampak elektoral signifikan untuk berkontribusi dalam pilpres mendatang manakala Ketum Airlangga Hartarto tidak sepopuler RK," katanya.
Apalagi RK yang berasal dari Jawa Barat tentu memiliki peran signifikan dalam mendorong perolehan suara manakala jumlah pemilih Jawa Barat termasuk yang besar.
'Perjodohan' RK dan Golkar, katanya dalam persiapan Pemilu mendatang bisa dipahami karena tentu keduanya berharap ada dampak elektoral bagi kedua belah pihak. Dari sisi pilihan rasional, memang keduanya berjodoh.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023