Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Kahuripan melakukan pemetaan potensi pencemaran lingkungan di Sungai Cikeas tepatnya di Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Direktur Umum Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, Abdul Somad dalam keterangannya di Bogor, Jumat, mengatakan bahwa pemetaan ini dilakukan dengan cara menyusuri Sungai Cikeas untuk mengetahui titik lokasi pencemaran yang kerap mengganggu proses pengolahan air bersih di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Gunungputri.
"Hal ini dilakukan sebagai mitigasi risiko apabila terjadi gangguan yang disebabkan alam maupun akibat aktivitas manusia yang merusak vegetasi sungai," ujarnya.
Baca juga: Tirta Kahuripan Bogor dan KP2C kolaborasi jaga Sungai Cileungsi dan Cikeas
Abdul Somad menyebutkan, kegiatan susur Sungai Cikeas itu dilaksanakan dengan menggandeng Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) serta Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi. Penyusuran dilakukan mulai dari Masjid At Thohir, Tapos, Kota Depok hingga Instalasi Gunungputri dengan rute sepanjang 36 kilometer dan waktu tempuh 7 jam perjalanan.
Menurutnya, kegiatan bersama KP2C ini tentu menguntungkan Perumda Air Minum Tirta Kahuripan dalam hal mitigas risiko pencemaran dan risiko bencana banjir yang sering melanda Sungai Cikeas yang mengakibatkan IPA Gunungputri tidak dapat mengolah air.
"Dengan adanya peringatan dini dari KP2C terkait banjir maupun cemaran limbah di hulu sungai akan memberikan waktu bagi Perumda Air Minum Tirta Kahuripan untuk melakukan antisipasi lebih awal," kata Abdul Somad.
Baca juga: Tirta Kahuripan klasifikasikan ulang kelompok pelanggan agar subsidi tepat sasaran
Ia berharap, upaya antisipasi dini dapat meminimalisir kerugian dan memaksimalkan pasokan air di alat recervoir untuk tetap menjaga pengaliran air bersih ke pelanggan tetap normal di saat kritis.
"Ke depannya kegiatan susur sungai bersama ini akan berlanjut dan direncanakan akan melibatkan dinas terkait di Kabupaten Bogor untuk melihat langsung keadaan vegetasi Sungai Cikeas yang terdampak limbah industri maupun pembukaan lahan yang tidak sesuai aturan," ujarnya.
Abdul Somad berharap, pemerintah tegas memberikan sanksi dan edukasi kepada para pelaku pencemaran lingkungan untuk menjaga vegetasi sungai yang menjadi sumber air baku Perumda Air Minum Tirta Kahuripan.
Baca juga: Tirta Kahuripan Bogor targetkan jadi perusahaan lebih mandiri pada 2023
Sementara, Ketua KP2C, Puarman memuji langkah Perumda Tirta Kahuripan dalam melakukan susur Sungai Cikeas bersama komunitas peduli lingkungan.
"Selain untuk memetakan potensi pencemaran, kegiatan ini mengedukasi masyarakat untuk cinta sungai sekaligus merawat Sungai Cikeas tetap asri," kata Puarman.
Ia mengungkapkan, sepanjang susur sungai ditemukan beberapa lokasi yang berpotensi terjadi pencemaran dan kerusakan vegetasi sungai mulai dari limbah peternakan hewan, limbah pabrik tahu, pembuangan sampah illegal, pembukaan lahan yang tidak semestinya, sampah rumpun bambu akibat erosi hingga penjarahan garis sempadan sungai.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Direktur Umum Perumda Air Minum Tirta Kahuripan, Abdul Somad dalam keterangannya di Bogor, Jumat, mengatakan bahwa pemetaan ini dilakukan dengan cara menyusuri Sungai Cikeas untuk mengetahui titik lokasi pencemaran yang kerap mengganggu proses pengolahan air bersih di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Gunungputri.
"Hal ini dilakukan sebagai mitigasi risiko apabila terjadi gangguan yang disebabkan alam maupun akibat aktivitas manusia yang merusak vegetasi sungai," ujarnya.
Baca juga: Tirta Kahuripan Bogor dan KP2C kolaborasi jaga Sungai Cileungsi dan Cikeas
Abdul Somad menyebutkan, kegiatan susur Sungai Cikeas itu dilaksanakan dengan menggandeng Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C) serta Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi. Penyusuran dilakukan mulai dari Masjid At Thohir, Tapos, Kota Depok hingga Instalasi Gunungputri dengan rute sepanjang 36 kilometer dan waktu tempuh 7 jam perjalanan.
Menurutnya, kegiatan bersama KP2C ini tentu menguntungkan Perumda Air Minum Tirta Kahuripan dalam hal mitigas risiko pencemaran dan risiko bencana banjir yang sering melanda Sungai Cikeas yang mengakibatkan IPA Gunungputri tidak dapat mengolah air.
"Dengan adanya peringatan dini dari KP2C terkait banjir maupun cemaran limbah di hulu sungai akan memberikan waktu bagi Perumda Air Minum Tirta Kahuripan untuk melakukan antisipasi lebih awal," kata Abdul Somad.
Baca juga: Tirta Kahuripan klasifikasikan ulang kelompok pelanggan agar subsidi tepat sasaran
Ia berharap, upaya antisipasi dini dapat meminimalisir kerugian dan memaksimalkan pasokan air di alat recervoir untuk tetap menjaga pengaliran air bersih ke pelanggan tetap normal di saat kritis.
"Ke depannya kegiatan susur sungai bersama ini akan berlanjut dan direncanakan akan melibatkan dinas terkait di Kabupaten Bogor untuk melihat langsung keadaan vegetasi Sungai Cikeas yang terdampak limbah industri maupun pembukaan lahan yang tidak sesuai aturan," ujarnya.
Abdul Somad berharap, pemerintah tegas memberikan sanksi dan edukasi kepada para pelaku pencemaran lingkungan untuk menjaga vegetasi sungai yang menjadi sumber air baku Perumda Air Minum Tirta Kahuripan.
Baca juga: Tirta Kahuripan Bogor targetkan jadi perusahaan lebih mandiri pada 2023
Sementara, Ketua KP2C, Puarman memuji langkah Perumda Tirta Kahuripan dalam melakukan susur Sungai Cikeas bersama komunitas peduli lingkungan.
"Selain untuk memetakan potensi pencemaran, kegiatan ini mengedukasi masyarakat untuk cinta sungai sekaligus merawat Sungai Cikeas tetap asri," kata Puarman.
Ia mengungkapkan, sepanjang susur sungai ditemukan beberapa lokasi yang berpotensi terjadi pencemaran dan kerusakan vegetasi sungai mulai dari limbah peternakan hewan, limbah pabrik tahu, pembuangan sampah illegal, pembukaan lahan yang tidak semestinya, sampah rumpun bambu akibat erosi hingga penjarahan garis sempadan sungai.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023