Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Botani Bina Rahma IPB memandang komunitas ekonom syariah sebagai mitra strategis Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK) untuk memperluas jangkauan kepesertaan sektor informal.

Salah satu pemegang saham BPRS Botani Rahma IPB Naufal Mahfudz sekaligus Direktur PT Bogor Life Science and Technology (BLST) IPB sebagai induk bank tersebut usai kegiatan kesepakatan bersama Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Zainudin di IICC Botani Square Bogor, Jawa Barat, Jumat, mengatakan komunitas ekonomi syariah di perbankan syariah dapat membantu edukasi dan menjembatani nasabah mendaftar BPJAMSOSTEK.

"Kalau saya sedang fokus ke yang syariahnya, itu kan sedang dikembangkan nih, oleh BPJS Ketenagakerjaan, kebetulan di salah satu anak perusahaan, ada BPRS Botani yang memang bergerak di syariah. Kami akan membantu mempercepat masyarakat syariah untuk ber-BPJS Ketenagakerjaan syariah," kata Naufal.

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan dan BPRS Botani IPB perluas peserta syariah

Menurutnya, BPRS Botani IPB ini menjadi mitra strategis BPJAMSOSTEK. Bukan hanya jajaran perusahaan, Komisaris BLST Ahmad Mukhlis Yusuf yang juga dewan pakar di komunitas masyarakat ekonomi syariah siap membantu mengedukasi para calon peserta jaminan sosial tersebut.

Dikatakan Naufal, saat ini IPB yang paling maju mengembangkan ekonomi syariah dengan tenaga pakar Profesor Didin, Profesor Lukman.

"Kenapa tidak ini memperkuat BPJS Ketenagakerjaan syariah yang sudah punya fatwa DSN itu tahun 2021," ujarnya.

Baca juga: KOICA membantu IPB dan SNU kembangkan inovasi lingkungan dan biosains

Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Zainudin mengatakan fokus BPJS Ketenagakerjaan yang ingin memperluas peserta sektor informal menjadi strategis dengan bekerja sama BPRS Botani karena memegang potensi peserta 47 persen dari kalangan petani, peternak, pekebun dan nelayan.

Zainuudin mengutarakan IPB menjadi mitra strategis karena konsentrasi pula pada usaha-usaha sektor informal bidang pertanian, perkebunan dan perikanan yang jumlah pelaku usahanya mendominasi 47 persen dari sekitar 70 sampai 80 juta pekerja informal.

Zainudin berharap dengan banyak tangan ini, makin banyak pekerja informal yang terlindungi dan terlayani untuk mendaftar dan cara membayar yang jadi lebih mudah karena BPR bergerak sampai ke masyarakat.

Baca juga: IPB bersama PT Biolife luncurkan obat asam urat herbal

Zainudin menyampaikan, untuk menjangkau potensi peserta yang 87 persen itu, kerja sama keagenan digalakkan. Sampai saat ini, ada 286 BPR yang sudah kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan.

Karena itu, tahun 2023 ini BPJS Ketenagakerjaan harus tumbuh 97 persen untuk informal, jadi hampir dua kali lipat dari tahun 2021.

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023