Di tengah merebak peristiwa tawuran antarpelajar atau geng motor yang melibatkan siswa dan meresahkan warga, ada pula kegiatan positif yang menyertakan para siswa SMA.

Seperti yang dilakukan oleh perusahaan elektronik PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) yang mengajak siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) menggaungkan pelestarian lingkungan, terutama dalam mengatasi masalah sampah yang juga menjadi sorotan dunia, melalui program lokakarya daur ulang sampah, sebagai rangkaian Hari Jadi ke-110 tahun Sharp Corporation.

Setelah menggelar Program Sharp Eco-Bition Workshop di Medan dan Bandung, kini SEID menggelar lokakarya bertema "From Love Comes Green" di SMAN 110 Jakarta berkolaborasi dengan Kertabumi Recycling Center. Dalam kegiatan itu para pelajar diajarkan serta praktik langsung cara mendaur ulang sampah plastik menjadi barang ergonomis.

"Para peserta diajak operasi semut, mengumpulkan sampah plastik di sekolah untuk memupuk kesadaran gaya hidup hijau, sekaligus memperkuat kebiasaan membuang sampah pada tempatnya dan bijak dalam menggunakan plastik, serta kreatif dalam mengelola sampah," ujar Assistant General Manager Marketing Communication Division SEID Agus Soewadjie.

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), selama tahun 2022 volume sampah di Indonesia mencapai 17.729.071 ton per tahun dan 18,3 persen diantaranya berupa sampah plastik.

Pemerintah hanya dapat mengelola sampah per tahun sebesar 76,79 persen atau 13.614.819 ton. Jika terus berjalan, kata Agus Soewardjie, berdampak negatif bagi lingkungan dan manusia.

Baca juga: Kementerian LHK tidak pernah sebut Medan kota terkotor

Baca juga: UI raih penghargaan kampus berkelanjutan terbaik kelola lingkungan hidup

Baca juga: Jadi percontohan, tiga TPST di Bali ditargetkan olah 450 ton sampah per hari

 

Pewarta: Risbiani Fardaniah

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023