Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Beriman Kota Bogor, Jawa Barat, mencapai aset Rp5 miliar dengan pengelolaan keuangan meraih predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Ketua KPRI Beriman, Edgar Suratman dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Kota Bogor, Jumat, mengatakan untuk menjamin dan memberikan kepastian kepada anggota bahwa semua kegiatan keuangan dan manajemen koperasi sehat, pihaknya menyewa akuntan publik untuk mengaudit keuangan mengingat aset KPRI Beriman sudah lebih dari Rp 5 miliar.

"KPRI Beriman berhasil dapat predikat opini wajar tanpa pengecualian (WTP), walaupun memang ada temuan-temuan yang memerlukan perbaikan dengan sistem akuntansi. Ini kami lakukan juga untuk meningkatkan kinerja KPRI Beriman," terangnya.

Baca juga: Komisi II DPRD Kota Bogor sosialisasi Perda Koperasi dan UMKM dorong usaha warga

Edgar menuturkan telah menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2022 di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Kamis (26/1) yang dibuka Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah. Dalam RAT yang dihadiri puluhan anggota KPRI ini membahas pertanggungjawaban pengurus KPRI selama satu tahun.

"Alhamdulillah KPRI Beriman setiap tahunnya terus meningkat, baik dari jumlah anggota dan juga saldonya," ujar Edgar Suratman.

Edgar menyebutkan saat ini jumlah anggota KPRI sudah mencapai 991 orang dibanding tahun lalu yang berjumlah 928 orang. Penambahan 63 anggota baru ini didominasi para anggota yang meminjam dana. Pasalnya KPRI mendapatkan penguatan modal Rp 4,9 miliar yang selama enam bulan ini sudah tersalurkan semua.

Baca juga: Pemerintah Kota Bogor dorong koperasi lebih berperan dalam pemulihan ekonomi

"Bunga dari pinjaman dana penguatan ini rendah hanya 13 persen dari sebelumnya 18 persen. Kami juga meningkatkan volume pinjaman menjadi lebih besar, yang semula hanya Rp 50 juta sekarang bisa Rp 70 juta," katanya.

Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah memberikan apresiasi kepada KPRI Beriman yang terus berkembang lebih baik. Mulai dari penambahan jumlah anggota yang sudah mencapai 991 orang, penambahan saldo, sisa hasil usaha (SHU) yang meningkat, menyediakan doorprize berupa umroh dan motor di luar dari SHU serta yang paling luar biasa pengelolaan keuangannya sudah diaudit oleh auditor independen.

Baca juga: Koperasi Paramaseta gantikan kedelai impor dengan kacang koro untuk produksi

"Tidak banyak koperasi yang mau melakukan audit oleh auditor independen, jadi kalau sudah mau di audit itu percaya diri dan sudah melaksanakan pengelolaan keuangan dengan baik, apalagi mendapatkan predikat WTP. Predikat ini menjadi kenyamanan dan jaminan untuk anggota karena koperasinya sehat dan lancar," katanya.

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023