Bogor, 23/7 (ANTARA) - Kementerian Kehutanan bersama UNREDD menggelar workshop Allometric Equation yakni komponen dasar akurasi penghitungan emisi karbon dari hutan.

Workshop yang diikuti sekitar 50 peserta yang terdiri dari peneliti, dosen dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia serta tenaga Allometric dari Kementerian Kehutanan itu digelar di Bogor, Senin.

"Workshop ini membahas tentang Allometric Equation sebagai salah satu komponen dasar untuk menghitung emisi karbon dari hutan," kata Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Kementerian Kehutanan RI Yuyu Rahayu.

Yuyu menjelaskan, dengan allometric equation ini diharapkan diperoleh penghitungan emisi karbon dari hutan tropis Indonesia yang lebih representatif karena selama ini penghitungan yang dilakukan masih menggunakan standar internasional yang belum akurat untuk Indonesia.

Lebih lanjut ia menjelaskan, allometric equation yang ada saat ini masih sangat umum dan terbatas.

"Oleh karena itu, sudah saatnya bagi Indonesia untuk mendapatkan nilai AE yang memadai untuk pendugaan nilai karbon yang lebih akurat khususnya di wilayah Timur," katanya.

Menurut Yuyu, workshop tersebut menjadi penting mengingat Indonesia sebagai salah satu negara yang masih memiliki hutan tropis terluas ke tiga di dunia. Posisi ini menjadikan Indonesia mampu memainkan peran yang sangat besar dalam penyerapan CO2 untuk menurunkan emisi dunia.

Peran ini, lanjut Yuyu, telah ditunjukkan oleh pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 61/2011 tentang Rencana aksi nasional GRK, pemerintah berkomitmen untuk menurukan GRK sebesar 26 persen pada 2020 dengan kemampuan sendiri, dan 41 persen dengan dukungan internasional serta di atas 41 persen bila nanti sudah terbentuk pasar karbon dalam mekanisme REDD+, tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen.

"Di samping itu, kebijakan ini didukung pula oleh Peraturan Presiden Nomor 71 tahun 2011 tentang inventarisasi gas rumah kaca yang pada dasarnya merupakan instrumen utama dalam penghitungan emisi di Indonesia," katanya.

Workshop ini menghadirkan sejumlah pembicara di antaranya staf ahli Kementerian Kehutanan bidang Lingkungan dan Perubahan iklim Yetti Rusli, dan Dr Matieu Henry dari kantor pusat FAO.

Staf ahli Kementerian Kehutanan bidang Lingkungan dan Perubahan Iklim Yetti Rusli dalam pemaparan menyatakan bahwa upaya penurunan emisi terus berlanjut hingga saat ini.

"Yang perlu saat ini adalah "action" karena Indonesia menjadi perhatian dunia, karena kita memiliki hutan tropis cukup luas. Dengan allometric equation ini kita mendapatkan angka yang pas seberapa besar upaya mengurangi emisi karbon dari hutan," katanya.


Laily R

Pewarta:

Editor : Budisantoso Budiman


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012