Nilai tukar dolar AS menguat terhadap mata uang utama lain dalam sesi akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) di tengah tren menurun secara keseluruhan.

Penguatan itu menyusul permintaan safe-haven karena sentimen risiko memburuk di tengah komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve AS yang menyatakan lebih banyak kenaikan suku bunga dimungkinkan untuk menjinakkan inflasi.

Namun para analis tetap yakin bahwa mata uang telah mencapai puncaknya dan berada di tengah tren turun secara keseluruhan.

"Dolar akan terus melemah karena prospek yang lebih jinak untuk inflasi AS dan kebijakan Fed ," kata Joe Manimbo, analis pasar senior Convera di Washington.

Dolar naik sebanyak 2,7 persen menjadi 131,58 yen sebelum memangkas keuntungannya. Terakhir naik 0,6 persen pada 128,825 yen.

Sterling naik ke level tertinggi lima minggu bahkan saat inflasi harga konsumen turun ke level terendah tiga bulan karena IHK inti gagal untuk moderat, bertahan di 6,3 persen. Pound bertahan naik 0,4 persen pada 1,2336 dolar.

Euro sedikit berubah menjadi 1,0790 dolar. Euro sebelumnya membukukan keuntungan tajam setelah anggota Bank Sentral Eropa Francois Villeroy de Galhau mengatakan masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang apa yang akan dilakukan bank sentral. 

Baca juga: Rupiah ditutup menguat 78 poin



 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023