Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengajak pemerintah memperbaiki manajemen penangan kelautan agar bisa lebih berpihak kepada nelayan di Tanah Air.

"Kami memahami kehidupan nelayan dari tahun ke tahun tidak mengalami peningkatan kehidupan yang memadai di hampir seluruh pantai,” kata mantan Bupati Purwakarta itu di Purwakarta, Rabu.

Dedi Mulyadi khawatir suatu saat laut Indonesia akan dikuasai oleh pelaut asing lantaran nasib nelayan di Indonesia semakin terpuruk.

Baca juga: Dedi Mulyadi bersama Kades di Purwakarta pelopori perbaikan jalan rusak

Menurut Dedi, nelayan berbeda dengan petani yang masih bisa menyimpan padi di gudang atau leuit.

Nelayan saat ini sedang mengalami paceklik ikan, tak bisa menyimpan apa-apa sebagai bekal hidup.

Kehidupan nelayan, katanta, semakin terpuruk dengan dominasi rentenir, bank keliling atau bank emok yang memberikan pinjaman tetapi dengan bunga besar.

“Sehingga terjadi penumpukan utang, yang dialami nelayan,” katanya.

Sementara itu pemukiman nelayan, katanya, kurang memiliki sanitasi yang memadai, banyak rumah tak memiliki toilet, satu rumah ditempati oleh banyak kepala keluarga, hingga tak adanya hak kepemilikan tanah.

Selain itu, saat t pembangunan kawasan bisnis, kampung nelayan cepat mengalami kerusakan lingkungan, bahkan abrasi.

Baca juga: Dedi Mulyadi dampingi guru diminta uang damai Rp50 juta dalam kasus bully siswa

Keterpurukan nelayan juga semakin bertambah karena daya jelajah mereka mencari ikan semakin berkurang akibat naiknya harga BBM dan keterbatasan kapal atau perahu yang dimiliki.

Dedi menegaskan Kementerian Kelautan dan Perikanan  harus menguatkan paradigma kelautan, mengarah pada rencana besar mengubah nasib nelayan dengan berbagai skema dan kebijakan yang memadai.

Ia berharap nasib nelayan di Indonesia bisa berubah baik, mulai dari kepemilikan rumah yang layak huni, lingkungan bersih, kepemilikan kapal yang baik dan kemampuan permodalan yang memadai.

Baca juga: Anggota DPR Dedi Mulyadi bagikan traktor melalui lomba "ngawuluku"

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023