Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan Indonesia bakal kedatangan beras impor sebanyak 500.000 ton secara bertahap dengan target hingga Februari 2023 mendatang.
"Jadi yang dari luar negeri kita targetkan bersama-sama, masuk sebelum Januari 2023 kemarin harusnya 200.00 ton tapi masuknya hanya 62.000 ton, karena saya sudah jelasin ada faktor cuaca, vessel, akhir tahun," ujar Arief dalam konferensi pers usai memantau Gudang Bulog Kanwil DKI-Banten, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat.
Ia menambahkan saat ini Perum Bulog telah melakukan impor sebanyak 120.000 ton.
"Setiap hari saya cek, dalam 1-2 minggu akan genap 200.000 ton secara paralel, sedangkan yang 300.000 akan datang segera," ujarnya.
Baca juga: Rektor IPB ingatkan pentingnya akurasi data terkait polemik impor beras
Baca juga: Badan Pangan Nasional pastikan harga beras terjangkau masyarakat
Arief menjelaskan impor beras dari Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Pakistan ini dilakukan hanya sampai Februari, sebab akan ada panen raya pada akhir Februari.
"Setelah itu kita semua panen raya, tidak ada alternatif untuk impor lagi, kita akan setop. Jadi 500.000 hanya bridging sampai panen raya, panen raya nanti kalau menurut BPS akan ada Februari akhir," jelasnya.
Meski melakukan impor hingga Februari 2023, Arief menegaskan pemerintah tidak pro impor. "Nomor satu pemenuhan kebutuhan itu harus dalam negeri, itu nomor satu," ujarnya.
BPS memproyeksikan panen raya bakal terjadi pada April-Maret. Hal ini turut menjadi perhatian Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) ke depannya impor beras tak lagi diperbolehkan.
Baca juga: Dedi Mulyadi minta pemerintah hati-hati keluarkan kebijakan impor beras
"Pak Zulhas, Mendag, sudah bilang setop, nggak ada. Tapi hari ini harus ada sampai jelang panen raya besok dan ini tugasnya Bulog dikawal satgas pangan," lanjut Arief.
Sementara menanti beras impor tiba di Tanah Air, ia menjelaskan stok beras Bulog dilepas untuk stabilisasi hilir/tingkat pedagang.
"Kalau ini enggak dilepas, nanti Bulog tahun depan akan punya stok yang tahun ini nih. Sebelum panen raya kita mau clearance selesai. Kemudian saat panen raya Bulog waktunya serap. Nanti stabilisasinya geser, bukan stabilisasi di hilir, tapi di tingkat petani," katanya.
Strategi tersebut dilakukan untuk mengantisipasi anjloknya harga beras, sehingga Bulog perlu menyerap hasil panen petani.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Jadi yang dari luar negeri kita targetkan bersama-sama, masuk sebelum Januari 2023 kemarin harusnya 200.00 ton tapi masuknya hanya 62.000 ton, karena saya sudah jelasin ada faktor cuaca, vessel, akhir tahun," ujar Arief dalam konferensi pers usai memantau Gudang Bulog Kanwil DKI-Banten, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat.
Ia menambahkan saat ini Perum Bulog telah melakukan impor sebanyak 120.000 ton.
"Setiap hari saya cek, dalam 1-2 minggu akan genap 200.000 ton secara paralel, sedangkan yang 300.000 akan datang segera," ujarnya.
Baca juga: Rektor IPB ingatkan pentingnya akurasi data terkait polemik impor beras
Baca juga: Badan Pangan Nasional pastikan harga beras terjangkau masyarakat
Arief menjelaskan impor beras dari Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Pakistan ini dilakukan hanya sampai Februari, sebab akan ada panen raya pada akhir Februari.
"Setelah itu kita semua panen raya, tidak ada alternatif untuk impor lagi, kita akan setop. Jadi 500.000 hanya bridging sampai panen raya, panen raya nanti kalau menurut BPS akan ada Februari akhir," jelasnya.
Meski melakukan impor hingga Februari 2023, Arief menegaskan pemerintah tidak pro impor. "Nomor satu pemenuhan kebutuhan itu harus dalam negeri, itu nomor satu," ujarnya.
BPS memproyeksikan panen raya bakal terjadi pada April-Maret. Hal ini turut menjadi perhatian Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) ke depannya impor beras tak lagi diperbolehkan.
Baca juga: Dedi Mulyadi minta pemerintah hati-hati keluarkan kebijakan impor beras
"Pak Zulhas, Mendag, sudah bilang setop, nggak ada. Tapi hari ini harus ada sampai jelang panen raya besok dan ini tugasnya Bulog dikawal satgas pangan," lanjut Arief.
Sementara menanti beras impor tiba di Tanah Air, ia menjelaskan stok beras Bulog dilepas untuk stabilisasi hilir/tingkat pedagang.
"Kalau ini enggak dilepas, nanti Bulog tahun depan akan punya stok yang tahun ini nih. Sebelum panen raya kita mau clearance selesai. Kemudian saat panen raya Bulog waktunya serap. Nanti stabilisasinya geser, bukan stabilisasi di hilir, tapi di tingkat petani," katanya.
Strategi tersebut dilakukan untuk mengantisipasi anjloknya harga beras, sehingga Bulog perlu menyerap hasil panen petani.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023