Bogor (Antara Megapolitan) - Pakar Hortikultura IPB Prof Muhammad Syukur memprediksikan akan terjadi penyusutan produksi cabai dikarenakan faktor cuaca yang berdampak pada melambungnya harga komoditi tersebut.

"Saat ini musim tidak jelas, harusnya sudah masuk kemarau, tetapi masih terjadi hujan. Pengaruh cuaca ini berbahaya bagi komoditas hortikultura, salah satunya cabai," kata Prof Muhammad Syukur usai pelantikan Pengurus Pusat Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi), di Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat.m

Menurutnya, cuaca yang tidak menentu akan berpengaruh kepada tanaman hortikultura, karena mudah terserang berbagai hama dan penyakit.

"Cabai sifatnya mudah terserang penyakit seperti ular tanah, layu bakteri, dan fusarium," katanya.

Serangan hama dan penyakit tersebut dapat mematikan tanaman sayuran tersebut, sehingga dampaknya panen cabai di sentra produksi seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, akan terganggu

"Serangan hama ini akan menurunkan produksi, pasokan cabai akan berkurang sekitar 20 hingga 30 persen," katanya peneliti dari Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB tersebut.

Menurutnya, jika sekarang harga cabai relatif stabil, dimungkinkan ketika serangan hama terjadi maka pada saat puncak panen nanti diperkirakan Juli-Agustus pasokan cabai nasional akan terganggu.

"Kalau ini terjadi, harga akan melambung lagi," katanya.

Ia mengatakan, petani perlu mengantisipasi terjadinya serangan hama. Solusi lainnya, perlu adanya perkebunan cabai yang terintegrasi, sehingga pasokan cabai dapat tersedia setiap saat.

"Selain itu, masyarakat juga perlu diedukasi untuk bisa mengkonsumsi cabai olahan, tidak terlalu fokus pada cabai segar," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016