Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat mengimbau masyarakat, terutama kalangan remaja mewaspadai penyebaran HIV/AIDS dengan lebih memahami terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. 

Imbauaan itu disampaikan Pemerintah Kota Bogor saat mengadakan peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2022 yang menjadi salah satu rangkaian dari Pekan Hak Asasi Manusia di Kota Bogor, Senin.

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim saat membuka peringatan tersebut mengingatkan pentingnya edukasi terhadap anak - anak dan remaja tentang bahaya HIV/AIDS.

"Ini menyangkut kepada kualitas sumber daya manusia kita,  kalau kemudian kita tidak melakukan upaya-upaya pencegahan dan kemudian pendeteksian dini, maka kita akan kecolongan," kata Dedie.

Data di Kota Bogor menunjukkan, pada tahun 2021 terjadi sebanyak 5.750 kasus HIV, dan sebanyak 1.851 kasus AIDS.

Sementara pada 2022 sampai bulan September, terjadi sebanyak 6.058 kasus HIV dan sebanyak 1.865 kasus AIDS.

Di tingkat Provinsi Jawa Barat, pada 2021 terjadi sebanyak 51.325 kasus HIV, AIDS sebanyak 12.023 dan pada tahun ini sampai dengan September 2022 sebanyak 57.134 kasus HIV, dan kasus AIDS sebanyak 12.326.

Secara nasional, prevalensi HIV di sebagian besar wilayah adalah 0,26 persen, sementara di Provinsi Papua dan Papua Barat mencapai 1,8 persen, sehingga, infeksi HIV masih menjadi masalah kesehatan nasional.

Kasus HIV di kawasan ASEAN menyumbang 10 persen dari total beban HIV di seluruh dunia. Berdasarkan data sampai dengan akhir Juni 2022, sekitar 85 persen orang dengan Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) ada di usia produktif, yaitu 20-49 tahun.

Menurut Dedie, pengawasan kepada anak - anak, khususnya remaja harus lebih digencarkan, karena remaja memiliki tingkat risiko yang tinggi terpapar HIV/Aids yang cukup tinggi. Dari potensi pergaulan, aktivitas di luar rumah, hingga pergaulan seksual yang membahayakan serta penyalahgunaan narkoba.

"Anak - anak ini adalah calon generasi emas Indonesia mendatang. Harusnya mereka adalah salah satu calon pemimpin-pemimpin bangsa," kata Dedie.

Dedie menegaskan tekad tahun 2030 zero HIV/AIDS harus terwujud. Upaya untuk terus menurunkan risiko paparan HIV yang lebih luas juga harus terus dilakukan serta berkolaborasi menumbuhkan sumber daya manusia yang unggul.

"Fenomena gunung es ini harus semakin diperkecil, jangan sampai di bawah tidak terdeteksi akhirnya menggelembung tambah banyak. Apa yang menjadi langkah kita mudah - mudahan memberikan hasil manfaat di masa depan," kata Dedie.







 

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2022