Bogor (Antara Megapolitan) - Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengingatkan warga untuk menjadikan Ramadhan sebagai ajang menahan kesabaran dan tidak berfoya-foya hingga menyebabkan melambungnya harga kebutuhan pokok.
"Ini pasti ada yang salah, kenapa selama Ramadhan harga-harga melambung tinggi karena tingginya permintaan," kata Ade dalam kegiatan Tarling atau Taraweh keliling di Masjid Nuruk Da`wah, Kampung Dramaga Kaum, Rabu malam.
Ade menyampaikan, puasa merupakan ajang menahan haus dan lapar, melatih kesabaran, dan keikhlasan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, tidak selayaknya masyarakat justru melewati Ramadhan dengan mengikuti hawa nafsu, membeli semua kebutuhan, hingga memicu kenaikan harga.
"Padahal kita berpuasa selama 12 jam lamanya, tetapi kenapa kebutuhan tinggi selama Ramadhan. Harusnya berkurang, tapi malah makin naik," kata Ade.
Tingginya harga kebutuhan pokok karena meningkatkan permintaan, lanjut Ade menjadi cerminan kepada masyarakat agar merenungkan kembali makna dari puasa yang telah difirmankan oleh Allah SWT sebagai ajang mengendalikan hawa nafsu, menahan lapar dan haus.
"Di Kota Bogor ada lebih dari 35 ribu jiwa hidup dalam garis kemiskinan, mungkin mereka tidak pernah menikmati makan enak seperti yang kita nikmati saat ini. Harusnya kita berkaca dari mereka untuk menahan diri," katanya.
Ade memimpin kegiatan Tarling dari tim sembilan yang disebar Pemkot Bogor untuk melaksanakan ibadah tarawih bersama di sejumlah masjid yang ada di Kota Bogor.
Dalam kegiatan Tarling tersebut selain menjalin silaturahmi dengan masyarakat dan pengurus masjid, juga disalurkan bantuan untuk pembangunan masjid.
"Tahun ini ada 29 tim Muspida yang dibagi untuk menjalankan Tarling di 58 masjid yang ada di Kota Bogor. Kegiatan ini berlangsung tiga kali selama Ramadhan," kata Ade.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Ini pasti ada yang salah, kenapa selama Ramadhan harga-harga melambung tinggi karena tingginya permintaan," kata Ade dalam kegiatan Tarling atau Taraweh keliling di Masjid Nuruk Da`wah, Kampung Dramaga Kaum, Rabu malam.
Ade menyampaikan, puasa merupakan ajang menahan haus dan lapar, melatih kesabaran, dan keikhlasan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Menurutnya, tidak selayaknya masyarakat justru melewati Ramadhan dengan mengikuti hawa nafsu, membeli semua kebutuhan, hingga memicu kenaikan harga.
"Padahal kita berpuasa selama 12 jam lamanya, tetapi kenapa kebutuhan tinggi selama Ramadhan. Harusnya berkurang, tapi malah makin naik," kata Ade.
Tingginya harga kebutuhan pokok karena meningkatkan permintaan, lanjut Ade menjadi cerminan kepada masyarakat agar merenungkan kembali makna dari puasa yang telah difirmankan oleh Allah SWT sebagai ajang mengendalikan hawa nafsu, menahan lapar dan haus.
"Di Kota Bogor ada lebih dari 35 ribu jiwa hidup dalam garis kemiskinan, mungkin mereka tidak pernah menikmati makan enak seperti yang kita nikmati saat ini. Harusnya kita berkaca dari mereka untuk menahan diri," katanya.
Ade memimpin kegiatan Tarling dari tim sembilan yang disebar Pemkot Bogor untuk melaksanakan ibadah tarawih bersama di sejumlah masjid yang ada di Kota Bogor.
Dalam kegiatan Tarling tersebut selain menjalin silaturahmi dengan masyarakat dan pengurus masjid, juga disalurkan bantuan untuk pembangunan masjid.
"Tahun ini ada 29 tim Muspida yang dibagi untuk menjalankan Tarling di 58 masjid yang ada di Kota Bogor. Kegiatan ini berlangsung tiga kali selama Ramadhan," kata Ade.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016